Harga CPO masih sulit terangkat



JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) terkoreksi cukup dalam. Persediaan kelapa sawit di Malaysia yang menurun hingga level terendah dalam dua tahun terakhir tak mampu  mendorong harga CPO untuk melanjutkan penguatan dari hari sebelumnya.

Harga CPO untuk kontrak pengiriman September 2013 di bursa Malaysia, Rabu (10/7) pukul 17.30 WIB, turun 0,83% menjadi RM 2.377 dibanding harga sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan, harga CPO menguat 0,51%.

Dewan Sawit Malaysia, kemarin, merilis data persediaan CPO di Malaysia pada bulan Juni turun 9,4% menjadi 1,65 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara, ekspor CPO Malaysia naik 0,3% menjadi 1,41 juta ton dan produksi meningkat 2,3% menjadi 1,42 juta ton.


Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia mengatakan, sentimen positif dari persediaan CPO Malaysia yang menurun berpotensi membuat harga CPO naik. Tapi, itu belum terlalu kuat mengangkat harga CPO secara signifikan.

Padahal, sebenarnya komoditas CPO saat ini mendapatkan banyak topangan dari kenaikan harga minyak kedelai dan juga peningkatan impor CPO dari India. Impor dari India kembali naik di bulan Juni setelah di bulan Mei naik sebesar 10% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan permintaan minyak goreng membuat permintaan CPO ikut naik.

Data yang dikumpulkan Bloomberg menyebutkan, pengiriman CPO ke India pada bulan Juni meningkat 34% menjadi 680.000 ton dari tahun lalu yang sebanyak 505.738 ton. Asosiasi CPO India, The Solvent Extractors, akan merilis data resmi mengenai impor CPO ini pada pekan depan.

Selain itu, harga CPO juga mendapatkan topangan dari penurunan tingkat persediaan CPO di China. Namun, sentimen positif dari India dan China itu, menurut Juni, masih belum bisa signifikan mengangkat harga CPO. "Sulit untuk  bisa sampai menembus ke atas level harga RM 2.500 per ton," ujar Juni.

Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures menilai, harga CPO sulit naik lantaran secara fundamental permintaan CPO global masih lemah. "Kalaupun ada rebound harga, hanya akan terbatas," kata Ariston.

Secara teknikal Ariston mengatakan, pergerakan harga CPO sepekan mendatang bisa  menguat terbatas. Indikator stochastic cenderung terbuka ke atas. Indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area netral dan indikator relative strength index (RSI) bergerak datar, menunjukkan penguatan harga CPO akan terbatas.

Prediksi Ariston, harga CPO dalam sepekan akan menguat terbatas di kisaran RM 2.360- RM 2.420 per ton. Proyeksi Juni, harga CPO untuk sepekan ke depan akan menguat terbatas di rentang harga RM 2.400- RM 2.500 per ton.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini