Harga CPO masih tertekan, Gozco Plantations (GZCO) genjot produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awan mendung masih menggelayuti bisnis crude palm oil (CPO) di dalam negeri. Namun tren penurunan harga CPO tak membuat PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) mengendurkan rencana untuk menggenjot produksi.

GZCO menargetkan pada tahun 2019 ini produksi TBS inti mencapai 250.000 ton. Atau naik dari periode tahun lalu sebesar 228.549 ton. Sedangkan pada kuartal I-2019 baru tercapai 15% dari target atau senilai 40.049 ton. Untuk TBS Plasma dan third party ditargetkan mencapai 117.000 ton. Atau naik dari realisasi tahun 2018 sebesar 79.362 ton.

Untuk produksi CPO di tahun 2019 mencapai 80.500 ton. Atau naik dari realisasi tahun 2018 mencapai 66.271 ton. Sampai kuartal I-2019 produksi CPO GZCO mencapai 48.109 unit atau baru mencapai 13% dari target.


Andrew Michael Vincent, Direktur GZCO menyampaikan ada dua sentimen negatif bagi industri CPO di tahun 2019. Mulai dari pengetatan ekspor CPO ke negara Uni Eropa dan juga harga CPO yang rendah. Adapun rata-rata harga CPO pada kuartal I-2019 menurutnya mencapai Rp 5.000 per kilogram (Kg). Sedangkan tahun lalu rata-rata mencapai Rp 7.000 per Kg.

Meski demikian Vincent berharap pemerintah Indonesia saat ini sudah cukup banyak membantu agar dapat membangkitkan industri CPO. Mulai dari negosiasi dan lobi pemerintah di level global serta aturan penggunaan biodiesel (B20) pada kendaraan.

"Harapannya tentu produk CPO bisa segera terserap di pasaran dan kami harap dengan peningkatan itu bisa membantu kinerja kami," kata Vincent usai paparan publik di kantor PT Gozco Plantantions Tbk, Jumat (10/5).

Dengan peningkatan produksi tersebut ditargetkan penjualan bersih emiten berkode saham GZCO tersebut meningkat menjadi Rp 700 miliar. Atau naik dari hasil tahun lalu sebesar Rp 565 miliar.

Sedangkan untuk meraih break even point (BEP) atau laba diyakini masih sulit. Mengingat masih ada beban penyusutan yang menekan kerugian perusahaan.

"Tapi kami lihat pemerintah sudah bantu dengan berbagai kebijakan yang positif bagi industri CPO. Sekarang kami tinggal perkuat internal perusahaan lewat pengiriman CPO berkualitas ke klien kami," katanya.

Yongki Tedja, Direktur GZCO menyampaikan tahun ini perusahaan menganggarkan capex sebesar Rp 75,25 miliar. Jumlah capex tersebut turun tipis ketimbang tahun lalu sekitar Rp 80 miliar.

Penggunaan dana akan digunakan untuk menanam dan perawatan TBM sebesar Rp 40 miliar. Selain itu ada investasi fixed asset mencapai Rp 35,25 miliar. Sumber dana seluruhnya masih dari internal.

"Kami rencananya akan menanam sawit lagi di lahan yang sudah ada di Sumatra Selatan sebesar 500 hektar," kata Yongki. Adapun di Sumsel lahan GZCO mencapai 4.000 hektar dengan luas areal yang tertanam mencapai 2.000 hektar. Sehingga dengan penambahan tanaman, area yang sudah ditanami menjadi 2.500 hektar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi