JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) kembali melejit. Kemarin (7/12), kontrak harga CPO pengiriman Desember 2009 di Bursa Malaysia ditutup di harga RM 2.500 atau setara US$ 735 per ton. Harga tersebut merupakan harga CPO tertinggi sepanjang tahun ini. Analis Harumdana Berjangka Andri Zakarias Siregar mengatakan, peningkatan permintaan CPO di beberapa negara, seperti China dan India, merupakan penyebab utama kenaikan harga CPO. "Selain meningkatnya permintaan, musim hujan juga menyebabkan produksi CPO terganggu dan menipis sehingga harganya menguat," paparnya. Andri melihat, musim hujan yang diprediksi akan berlanjut hingga Maret tahun depan akan mengerek harga CPO menjadi RM 2.750 pada akhir 2009. Bahkan, Andri meramal, harga CPO bisa menembus RM 3.200 di tahun 2010. Tak jauh berbeda, Vice President Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere memprediksi, harga CPO bakal menyentuh RM 2.800 pada 2009 dan menembus RM 3.000 pada 2010 mendatang. "Harga CPO masih akan menguat karena permintaan tinggi dan terganggunya suplai di beberapa negara, seperti Malaysia akibat hujan," katanya. Tentunya, penguatan harga minyak kelapa sawit ini memberikan sentimen positif bagi emiten CPO, seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (ALLI), PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP). "Kenaikan harga CPO membuat harga jual CPO para emiten semakin tinggi," katanya. Andri melihat, saham-saham emiten berbasis CPO itu masih layak koleksi hingga tahun 2010 nanti. "Kenaikan harga CPO membuat kinerja kuartal empat 2009 dan kuartal pertama 2010 para emiten menjadi bagus," katanya. Andri merekomendasikan beli untuk saham SGRO dengan target harga wajar Rp 3.300 per saham. Sementara, harga wajar UNSP ia patok Rp 1.000 per saham.
Harga CPO Melesat, Saham Produsennya Makin Menarik
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) kembali melejit. Kemarin (7/12), kontrak harga CPO pengiriman Desember 2009 di Bursa Malaysia ditutup di harga RM 2.500 atau setara US$ 735 per ton. Harga tersebut merupakan harga CPO tertinggi sepanjang tahun ini. Analis Harumdana Berjangka Andri Zakarias Siregar mengatakan, peningkatan permintaan CPO di beberapa negara, seperti China dan India, merupakan penyebab utama kenaikan harga CPO. "Selain meningkatnya permintaan, musim hujan juga menyebabkan produksi CPO terganggu dan menipis sehingga harganya menguat," paparnya. Andri melihat, musim hujan yang diprediksi akan berlanjut hingga Maret tahun depan akan mengerek harga CPO menjadi RM 2.750 pada akhir 2009. Bahkan, Andri meramal, harga CPO bisa menembus RM 3.200 di tahun 2010. Tak jauh berbeda, Vice President Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere memprediksi, harga CPO bakal menyentuh RM 2.800 pada 2009 dan menembus RM 3.000 pada 2010 mendatang. "Harga CPO masih akan menguat karena permintaan tinggi dan terganggunya suplai di beberapa negara, seperti Malaysia akibat hujan," katanya. Tentunya, penguatan harga minyak kelapa sawit ini memberikan sentimen positif bagi emiten CPO, seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (ALLI), PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP). "Kenaikan harga CPO membuat harga jual CPO para emiten semakin tinggi," katanya. Andri melihat, saham-saham emiten berbasis CPO itu masih layak koleksi hingga tahun 2010 nanti. "Kenaikan harga CPO membuat kinerja kuartal empat 2009 dan kuartal pertama 2010 para emiten menjadi bagus," katanya. Andri merekomendasikan beli untuk saham SGRO dengan target harga wajar Rp 3.300 per saham. Sementara, harga wajar UNSP ia patok Rp 1.000 per saham.