KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) melompat ke level tertinggi dalam tiga pekan. Pemicunya, spekulasi produksi minyak sawit di Malaysia bakal kembali terpangkas, sehingga mengurangi stok global.Kontrak CPO untuk pengiriman April di Malaysia Derivatives Exchange melaju 0,6% ke posisi RM 3.187 atau setara US$ 1.047 per metrik ton. Ini level tertinggi sejak 25 Januari lalu. Kontrak yang sama bergulir ke posisi RM 3.180 per metrik ton pada pukul 17.05 waktu Kuala Lumpur.Investor memburu minyak sawit, setelah Rabobank International dalam laporannya kemarin, menyebutkan produksi minyak sawit Malaysia pada Februari bakal turun 5% menjadi 1,22 juta ton. Rabobank menyebutkan, cuaca buruk di Amerika Selatan dan India akan menyebabkan berkurangnya produksi minyak biji-bijian global, sehingga mengurangi persediaan minyak sawit.Sementara itu, pekan lalu, Malaysian Palm Oil Board merilis data stok per Januari yang turun 2,4% menjadi 2,01 juta ton. Ini merupakan penurunan stok untuk empat berturut-turut. Produksi minyak sawit juga berkurang 13,9% menjadi 1,29 juta ton. "Stok dapat kembali berkurang di bulan ini, dengan asumsi angka ekspor bulan lalu bertahan," kata Ryan Long, vice president of futures and options dari OSK Investment Bank Bhd.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga CPO melompat ke level tertinggi tiga pekan
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) melompat ke level tertinggi dalam tiga pekan. Pemicunya, spekulasi produksi minyak sawit di Malaysia bakal kembali terpangkas, sehingga mengurangi stok global.Kontrak CPO untuk pengiriman April di Malaysia Derivatives Exchange melaju 0,6% ke posisi RM 3.187 atau setara US$ 1.047 per metrik ton. Ini level tertinggi sejak 25 Januari lalu. Kontrak yang sama bergulir ke posisi RM 3.180 per metrik ton pada pukul 17.05 waktu Kuala Lumpur.Investor memburu minyak sawit, setelah Rabobank International dalam laporannya kemarin, menyebutkan produksi minyak sawit Malaysia pada Februari bakal turun 5% menjadi 1,22 juta ton. Rabobank menyebutkan, cuaca buruk di Amerika Selatan dan India akan menyebabkan berkurangnya produksi minyak biji-bijian global, sehingga mengurangi persediaan minyak sawit.Sementara itu, pekan lalu, Malaysian Palm Oil Board merilis data stok per Januari yang turun 2,4% menjadi 2,01 juta ton. Ini merupakan penurunan stok untuk empat berturut-turut. Produksi minyak sawit juga berkurang 13,9% menjadi 1,29 juta ton. "Stok dapat kembali berkurang di bulan ini, dengan asumsi angka ekspor bulan lalu bertahan," kata Ryan Long, vice president of futures and options dari OSK Investment Bank Bhd.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News