KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus menunjukkan tren penguatan. Mengawali pekan ini, harga CPOberhasil menembus level tertinggi baru sejak 24 Januari 2017. Ekspektasi kenaikan ekspor sepertinya telah memberi sentimen positif yang mendorong harga. Mengutip Bloomberg, Senin (30/10) pukul 13.00 harga minyak sawit mentah kontrak pengiriman Januari 2018 menguat 0,99% ke level RM 2.845 per ton. Sedangkan jika melihat sepekan sebelumnya penguatannya telah mencapai 2,08%. "Katalis positif untuk harga CPO didukung oleh ekspektasi kenaikan ekspor Malaysia yang untuk periode 1-31 Oktober yang akan dirilis pada Selasa (31/10)," ungkap Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures kepada dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/10). Tak hanya potensi kenaikan permintaan, penguatan harga CPO juga ditopang oleh oleh penguatan harga minyak mentah. Ekspektasi OPEC akan mendukung rencana untuk perpanjangan waktu pengurangan produksi juga telah membawa harga minyak terus menembus level tertinggi sejak April 2017 pada harga US$ 53,89 per barel.
Harga CPO mengukir level tertinggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus menunjukkan tren penguatan. Mengawali pekan ini, harga CPOberhasil menembus level tertinggi baru sejak 24 Januari 2017. Ekspektasi kenaikan ekspor sepertinya telah memberi sentimen positif yang mendorong harga. Mengutip Bloomberg, Senin (30/10) pukul 13.00 harga minyak sawit mentah kontrak pengiriman Januari 2018 menguat 0,99% ke level RM 2.845 per ton. Sedangkan jika melihat sepekan sebelumnya penguatannya telah mencapai 2,08%. "Katalis positif untuk harga CPO didukung oleh ekspektasi kenaikan ekspor Malaysia yang untuk periode 1-31 Oktober yang akan dirilis pada Selasa (31/10)," ungkap Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures kepada dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/10). Tak hanya potensi kenaikan permintaan, penguatan harga CPO juga ditopang oleh oleh penguatan harga minyak mentah. Ekspektasi OPEC akan mendukung rencana untuk perpanjangan waktu pengurangan produksi juga telah membawa harga minyak terus menembus level tertinggi sejak April 2017 pada harga US$ 53,89 per barel.