Harga CPO meroket, ini kata Sampoerna Agro (SGRO)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang terus menanjak membawa angin segar bagi kelangsungan bisnis PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO).

Dalam berita Kontan sebelumnya, Selasa (5/10), harga CPO kontrak pengiriman Desember 2021 di Bursa Derivatif Malaysia berada di level RM 4.738 per ton atau naik 3,36% dari hari sebelumnya. Harga tersebut merupakan level tertinggi sepanjang sejarah.

SGRO sudah menikmati dampak positif dari kenaikan harga CPO sepanjang tahun 2021. Hal ini terlihat dari kinerja keuangan SGRO di semester I-2021, di mana perusahaan sukses mencetak pertumbuhan penjualan 66,25% (yoy) menjadi Rp 2,66 triliun. Laba bersih SGRO juga meroket 39,742% (yoy) menjadi Rp 386,86 miliar.


Tak hanya itu, produksi CPO SGRO juga naik 35% (yoy) menjadi 208.000 ton pada semester I-2021. Begitu pula dengan volume penjualan CPO SGRO yang tumbuh 38% (yoy) menjadi 221.000 ton dengan tingkat harga jual rata-rata yang naik 19%.

Adapun harga jual rata-rata atawa average selling price (ASP) CPO SGRO di semester I-2021 tercatat sebesar Rp 10.000 per ton.

Baca Juga: Simak jurus Sampoerna Agro (SGRO) untuk jaga kinerja di sisa tahun 2021

 

SGRO Chart by TradingView

Pihak SGRO menilai, dengan asumsi kondisi iklim, kemudian suplai dan permintaan CPO global, serta situasi pandemi Covid-19 dapat lebih dikontrol, maka besar kemungkinan hasil positif kinerja SGRO di semester pertama akan berlanjut sampai akhir tahun nanti, baik dari sisi ASP maupun tingkat produksi.

Upaya-upaya untuk meningkatkan produktivitas terus dilakukan oleh SGRO, salah satunya melalui strategi intensifikasi.

“Hal ini terutama untuk memastikan hasil panen tetap berada pada tingkat optimal dengan meminimalisir production losses di kebun dan pabrik kami,” ungkap Manajemen SGRO, Rabu (6/10).

Selain itu, SGRO juga memprioritaskan kesehatan para karyawannya di tengah pandemi Covid-19. SGRO memastikan standar protokol kesehatan tetap dijaga agar area operasional perusahaan tetap terbebas dari bahaya penularan Covid-19.

Sekadar tambahan, saat ini konsensi lahan yang dikelola dan dibina SGRO mencapai 306.000 hektare (ha). Dari jumlah tersebut, 169.000 ha di antaranya merupakan lahan tertanam, yang mana 80% merupakan perkebunan sawit, 12% perkebunan karet, dan sisanya 8% perkebunan sagu.

SGRO juga memiliki 9 unit pabrik yang terdiri dari 8 unit pabrik pengolahan kelapa sawit dan 1 unit pabrik pengolahan sagu.

Selanjutnya: Pasokan dan Permintaan Tak Seimbang, Harga CPO Rekor Lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari