MUMBAI. Harga crude palm oil (CPO) menanjak untuk hari kedua. Pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran Februari melompat 1,5% menjadi 2.309 ringgit atau US$ 755 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Pada pukul 11.24 waktu Kuala Lumpur, kontrak yang sama berada di posisi 2.284 ringgit. Kenaikan harga CPO terjadi seiring spekulasi bahwa penurunan harga minyak mentah kelapa sawit ke level terendah dalam tiga tahun terakhir pada pekan lalu akan mendongkrak permintaan CPO dari importir. Sekadar mengingatkan, pada 13 Desember lalu, harga CPO tercatat anjlok hingga ke level 2.217 ringgit per ton. Ini merupakan level harga terendah sejak November 2009 lalu. Salah satu penyebabnya adalah produksi CPO di Indonesia dan Malaysia melampaui tingkat permintaan CPO dari China dan India. "Harga CPO menjadi cukup menarik karena penurunan yang terjadi pada pekan lalu. Jika harga stabil dalam beberapa hari ke depan, maka tingkat permintaan dari pasar tradisional seperti China akan naik," jelas Ryan Long, vice president of futures and options OSK Investment Bank Bhd di Kuala Lumpur. Menurut Long, cadangan CPO di Malaysia akan tetap tinggi seiring melemahnya ekspor. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga CPO mulai bangkit setelah terhempas
MUMBAI. Harga crude palm oil (CPO) menanjak untuk hari kedua. Pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran Februari melompat 1,5% menjadi 2.309 ringgit atau US$ 755 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Pada pukul 11.24 waktu Kuala Lumpur, kontrak yang sama berada di posisi 2.284 ringgit. Kenaikan harga CPO terjadi seiring spekulasi bahwa penurunan harga minyak mentah kelapa sawit ke level terendah dalam tiga tahun terakhir pada pekan lalu akan mendongkrak permintaan CPO dari importir. Sekadar mengingatkan, pada 13 Desember lalu, harga CPO tercatat anjlok hingga ke level 2.217 ringgit per ton. Ini merupakan level harga terendah sejak November 2009 lalu. Salah satu penyebabnya adalah produksi CPO di Indonesia dan Malaysia melampaui tingkat permintaan CPO dari China dan India. "Harga CPO menjadi cukup menarik karena penurunan yang terjadi pada pekan lalu. Jika harga stabil dalam beberapa hari ke depan, maka tingkat permintaan dari pasar tradisional seperti China akan naik," jelas Ryan Long, vice president of futures and options OSK Investment Bank Bhd di Kuala Lumpur. Menurut Long, cadangan CPO di Malaysia akan tetap tinggi seiring melemahnya ekspor. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News