KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga
crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah diperkirakan akan meningkat. Sebab, persediaan CPO dalam beberapa bulan mendatang diproyeksi akan menurun imbas adanya El Nino atau fenomena panas yang berkepanjangan. Selasa (19/3), harga CPO kontrak Juni 2024 di Bursa Malaysia turun 0,83% ke RM 4.201 per metrik ton dari posisi kemarin di RM 4.236 per metrik ton. Meski turun pada hari ini, harga CPO melonjak 3,8% dalam sepekan dan melonjak 14,25% sejak awal tahun dari posisi akhir 2023 yang ada di RM 3.677 per metrik ton. "Adanya fenomena El Nino pasti berpengaruh terhadap harga CPO karena membuat produksi berkurang, sehingga jika produksi berkurang tetapi permintaan tinggi, maka akan membuat harga naik. Permintaan pasar terutama di Tiongkok dan India relatif tinggi," kata Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3).
Lebih lanjut, Sutopo mengatakan sentimen lainnya yang membuat harga CPO naik yaitu, lantaran pesaing minyak nabati di Chicago Board melemah dan harga minyak mentah turun. Selain itu, pada saat yang sama, data industri terbaru menunjukkan ekspor anjlok 24,75% bulanan pada bulan lalu. "Di India, impor minyak sawit pada bulan Februari merosot 36% ke level terendah sejak Mei 2023. Namun, kontrak tersebut menunjukkan kenaikan mingguan keempat berturut-turut, melonjak sekitar 4,7%, karena pelemahan ringgit dan rendahnya stok seperti yang ditunjukkan pada bulan Februari," kata Sutopo.
Baca Juga: Sri Mulyani: Sepanjang Tahun Berjalan, Harga Komoditas Relatif Rendah Selain itu, penguatan harga CPO didukung oleh konsumsi dalam negeri yang meningkat seiring adanya mandat biodiesel Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang berencana untuk melakukan uji terap program biodiesel 40% atau bahan bakar nabati dari sawit (B40) untuk sektor non-industri tahun ini. "Dengan kuatnya pemakaian biodisel yang bahannya berasal dari minyak kelapa sawit, tentu akan meningkatkan harga CPO,' kata dia. Kendati demikian, harga CPO sangat tergantung pada permintaan dari negara-negara importir seperti India, China, dan Uni Eropa sebagai konsumen utama CPO ekspor Indonesia. Permintaan dari negara-negara ini berpengaruh signifikan terhadap harga CPO di pasar domestik. Sutopo pun memperkirakan harga CPO akan terus menguat meski kenaikannya tidak signifikan. Dia memprediksikan harga CPO akan diperdagangkan pada RM 4.000 MYR per metrik ton pada akhir kuartal ini. Sementara pada akhir tahun 2024, harga minyak kelapa sawit diproyeksi menyentuh level RM 4.500 per metrik ton. "Harga CPO masih akan kuat di atas RM 4.000 per metrik ton, dan diprediksi ke depannya akan meningkat menjadi RM 4.300 per metrik ton," kata dia.
Baca Juga: Harga CPO Diprediksi Terdongkrak Persediaan CPO Malaysia yang Menurun Analis
Research and Development ICDX Jonathan Oktavianus juga menilai, naiknya harga CPO karena adanya kekhawatiran pasar pada produksi dan stok CPO yang lebih sedikit di 2024, akibat cuaca buruk El Nino di tahun lalu. Perubahan cuaca ekstrem seperti El Niño dan La Niña mempengaruhi produksi kelapa sawit. El Niño menghasilkan musim kering yang ekstrem. La Niña dapat menyebabkan banjir. Kedua kondisi ini dapat mengganggu produksi kelapa sawit dan akibatnya mempengaruhi harga CPO. "Fenomena El NIno ini memang dikhawatirkan dapat menurunkan produksi sawit dari tandan buah segar (TBS) maupun CPO," kata Jonathan kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3). Selain itu, Jonathan bilang, sentimen selanjutnya datang dari momen Ramadan. Peningkatan produksi makanan dan minuman khusus untuk berbuka puasa yang mengandung bahan dasar dari kelapa sawit, seperti minyak goreng, margarin, dan berbagai jenis makanan ringan.
Baca Juga: Menilik Prospek Harga Minyak Sawit (CPO) "Ini dapat menyebabkan peningkatan permintaan akan produk-produk yang mengandung kelapa sawit yang juga mendorong harga lebih lanjut," kata dia.
Jonathan mengatakan, harga CPO berpotensi menemui posisi
resistance di level RM 4.300 per metrik ton. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke
support terdekat di level RM 4.131 per metrik ton. "Terlalu panjang
time frame nya untuk akhir tahun ini, kita belum bisa memastikan katalis apa saja yang dapat mempengaruhi harga komoditas-komoditas terkait jadi kita
wait and see," kata dia Jonathan pun memprediksi, harga CPO akan diperdagangkan pada RM 4.200 per metrik ton pada akhir kuartal ini. Sementara pada akhir tahun 2024, harga minyak kelapa sawit diproyeksi menyentuh level RM 4.350 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati