JAKARTA. Harga CPO terbang ke level tertinggi sepanjang tahun ini. Tergelincirnya stok memberikan kesempatan bagi komoditas pertanian ini mendaki. Mengutip Bloomberg, Selasa (2/6) pukul 15.00, pengiriman CPO bulan Agustus di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) berada di level RM 2.339 per metrik ton. Pada kontrak Agustus, harga ini merupakan yang tertinggi sepanjang tahun. Harga ini naik 1,96% dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga CPO melompat 9,4%. Seperti catatan Bloomberg, analis Ivy Ng melaporkan bahwa persediaan CPO berkurang sebesar 6% sepanjang bulan Mei 2015 menjadi 2,07 juta metrik ton. Besar kemungkinan menipisnya stok disebabkan lantaran naiknya angka ekspor.
Data Intertek menyebutkan, ekspor Malaysia sepanjang bulan Mei menanjak sebesar 45% menjadi 1,55 juta metrik ton. Jumlah ini jauh melampaui ekspor bulan April sebesar 0,6% menjadi 1,175 juta metrik ton. Berdasarkan survey CIMB terhadap 21 pekebun, Ivy Ng melihat data produksi CPO tumbuh sebesar 4,3% sepanjang bulan lalu menjadi 1,77 juta metrik ton. Kenaikan output produksi ditengarai oleh faktor musiman. Selain itu, beberapa perkebunan telah pulih dari stres pohon, banjir di akhir tahun 2014 dan curah hujan rendah di Sabah pada Februari hingga Maret 2015. Ivy Ng mengatakan naiknya pengiriman CPO diduga kuat lantaran permintaan menjelang bulan puasa, stok yang dilakukan oleh China dan India. Bahkan, kabar terbaru, sentimen positif bagi harga CPO didukung oleh potensi gangguan El Nino dan rencana meningkatkan penggunaan peningkatan biomassa berbasis diesel oleh US Environmental Protection Agency. Kondisi ini akan membantu meningkatkan konsumsi biodiesel di AS, yang secara tidak langsung mengangkat harga CPO. Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, lonjakan harga CPO tidak terlepas dari sentimen jelang bulan Ramadhan. Selain itu, CPO juga mendapat keuntungan dari adanya sinyal-sinyal kenaikan permintaan dari China dan India. Hal ini tercermin dari ekspor CPO Malaysia ke China untuk periode 1-25 Mei yang naik sebanyak 76%. Sementara ekspor ke India mencatatkan pertumbuhan tajam hingga naik 307%. “Banyak sentimen positif yang mendukung lompatan harga CPO yang sangat tajam. Namun, selama harga belum mampu menembus RM 2.400 per metrik ton, tekanan masih menghadang,” terang Deddy. Deddy menilai, harga CPO pasca Ramadhan akan kembali konsolidasi. Penurunan harga tidak akan tajam. Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, harga CPO tengah berjuang menuju level resistance baru di RM 2.400 per metrik ton. Jelang Ramadhan, indikasi kenaikan permintaan CPO sangat wajar. Namun, kondisi ini diperkirakan hanya mampu bertahan hingga pertengahan bulan. Saat memasuki bulan Ramadhan justru harga CPO relatif konsolidasi.
“Tangguhnya harga CPO juga diperkuat oleh pelemahan ringgit. Ringgit menyentuh level terendah tujuh minggu terhadap dollar AS,” jelas Ariston. Deddy bilang, secara teknikal, CPO masih berpeluang tancap gas. Hal ini tercermin oleh pergerakan harga yang bergerak di atas moving average 50 dan 100. Moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif, yaitu 2. Indikator lainnya yaitu stochastic masih bergerak naik menuju level 81%. Meskipun demikian, kenaikan CPO sudah relatif terbatas mengingat harga sudah memasuki area jenuh beli (overbought). Sementara relative strength index (RSI) masih naik menuju level 59%. Deddy menduga harga CPO sepekan akan terbentang di kisaran RM 2.250-RM 2.390 per metrik ton. Ariston menebak harga CPO berada di level RM 2.235-RM 2.350 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto