JAKARTA. Kinerja PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) disinyalir masih lesu hingga penghujung tahun ini. Perusahaan perkebunan sawit milik Grup Salim ini sulit menangkis tantangan utama, yaitu jebloknya harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO). Mengutip Bloomberg, Senin (24/8), harga CPO pengiriman November 2015 di Malaysia Derivative Exchange melorot 3,52% ke level RM 1.916 atau setara US$ 448,71 per ton. Ini harga termurah sejak 2013. Sepanjang tahun ini, harganya sudah terpangkas 13,46%. Agustinus Reza Kirana, analis Bahana Securities menilai, koreksi harga CPO menjadi tantangan utama LSIP. Perkiraannya, hingga akhir tahun, harga minyak sawit cenderung flat di kisaran US$ 600 - US$ 635 per ton. Ini lebih rendah dari perkiraan awal, yakni US$ 690 per ton.
Harga CPO rontok, laba Lonsum bisa tergerus
JAKARTA. Kinerja PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) disinyalir masih lesu hingga penghujung tahun ini. Perusahaan perkebunan sawit milik Grup Salim ini sulit menangkis tantangan utama, yaitu jebloknya harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO). Mengutip Bloomberg, Senin (24/8), harga CPO pengiriman November 2015 di Malaysia Derivative Exchange melorot 3,52% ke level RM 1.916 atau setara US$ 448,71 per ton. Ini harga termurah sejak 2013. Sepanjang tahun ini, harganya sudah terpangkas 13,46%. Agustinus Reza Kirana, analis Bahana Securities menilai, koreksi harga CPO menjadi tantangan utama LSIP. Perkiraannya, hingga akhir tahun, harga minyak sawit cenderung flat di kisaran US$ 600 - US$ 635 per ton. Ini lebih rendah dari perkiraan awal, yakni US$ 690 per ton.