BANGKOK. Sepekan terakhir, harga kontrak crude palm (CPO) berhasil mencatatkan kenaikan. Dengan demikian, kenaikan harga CPO sudah berlangsung selama dua pekan berturut-turut. Data Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran Maret naik sebesar 0,7% menjadi 2.499 ringgit atau US$ 811 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Ini merupakan level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 2 November lalu. Pada penutupan pasar sesi I, harga CPO berada di posisi 2.476 ringgit atau turun 0,2%. Kendati demikian, jika dihitung, harga CPO masih mencatat kenaikan sebesar 2,8% pada pekan ini. Sedangkan pada pekan lalu, kenaikannya mencapai 5,9%. Kenaikan harga CPO terjadi seiring optimisme investor bahwa cadangan kelapa sawit di Malaysia yang menembus rekor tertingginya akan menurun akibat penurunan tungkat produksi dan dipangkasnya pajak ekspor CPO. "Kenaikan harga CPO didorong oleh kecemasan bahwa cadangan CPO akan menurun pada kuartal pertama tahun depan. Faktor lainnya adalah spekulasi kenaikan ekspor, khususnya ke China, setelah dilakukan penurunan pajak ekspor," jelas Chandran Sinnasamy, head of trading LT International Futures Sdn di Kuala Lumpur. Sekadar informasi, harga CPO sudah reli 12% sejak merosot ke level terendah dalam tiga tahun terakhir di level 2.217 ringgit pada 13 Desember lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga CPO tengah menuju kenaikan mingguan kedua
BANGKOK. Sepekan terakhir, harga kontrak crude palm (CPO) berhasil mencatatkan kenaikan. Dengan demikian, kenaikan harga CPO sudah berlangsung selama dua pekan berturut-turut. Data Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran Maret naik sebesar 0,7% menjadi 2.499 ringgit atau US$ 811 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Ini merupakan level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 2 November lalu. Pada penutupan pasar sesi I, harga CPO berada di posisi 2.476 ringgit atau turun 0,2%. Kendati demikian, jika dihitung, harga CPO masih mencatat kenaikan sebesar 2,8% pada pekan ini. Sedangkan pada pekan lalu, kenaikannya mencapai 5,9%. Kenaikan harga CPO terjadi seiring optimisme investor bahwa cadangan kelapa sawit di Malaysia yang menembus rekor tertingginya akan menurun akibat penurunan tungkat produksi dan dipangkasnya pajak ekspor CPO. "Kenaikan harga CPO didorong oleh kecemasan bahwa cadangan CPO akan menurun pada kuartal pertama tahun depan. Faktor lainnya adalah spekulasi kenaikan ekspor, khususnya ke China, setelah dilakukan penurunan pajak ekspor," jelas Chandran Sinnasamy, head of trading LT International Futures Sdn di Kuala Lumpur. Sekadar informasi, harga CPO sudah reli 12% sejak merosot ke level terendah dalam tiga tahun terakhir di level 2.217 ringgit pada 13 Desember lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News