KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelepa sawit mentah atawa
crude palm oil (CPO) yang terdepresiasi secara global membuat kinerja PT London Sumatra Indonesia Tbk (
LSIP) di tahun 2023 tak begitu cerah. Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa mengatakan, LSIP membukukan laba bersih Rp 216 miliar di kuartal III tahun 2022, turun 11,7% secara kuartalan atau
Quarter over Quarter (QoQ), didukung oleh pendapatan yang lebih rendah. Penurunan
Average Selling Price (ASP) LSIP pada kuartal III 2022 membuat pendapatan perusahaan itu menurun sebesar 22,2% QoQ menjadi Rp 997 miliar.
“Biaya penjualan pun meningkat pada kuartal terakhir, karena produksi yang meningkat, sehingga laba tertekan,” ujar Yasmin kepada Kontan, Rabu (8/2).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Barang Konsumen Primer Pilihan Pilarmas Investindo Sekuritas Yasmin mengatakan, pendapatan kumulatif LSIP pada September 2022 turun sebesar 8,8% secara tahunan atay
Year on Year (YoY) menjadi Rp 3,04 triliun. Biaya pemasaran yang meningkat pun menekan laba operasional sebesar 7,7% YoY menjadi Rp 851 miliar. “Untungnya, pendapatan non-operasional yang lebih tinggi menopang laba bersih pada September 2022 menjadi Rp 764 miliar, naik 1,6% YoY,” ungkapnya. Menurut Yasmin, produktivitas LSIP selama kuartal III 2022 terus meningkat. Tandan buah segar (TBS) produksinya meningkat 28,3% QoQ menjadi 358.000 ton. Lalu, produksi CPO meningkat 32,4% menjadi 98.000 ton. Produksi inti sawit (PK) juga meningkat sebesar 33,3% QoQ menjadi 28.000 ton. “Namun, adanya depresiasi harga CPO global, ASP CPO turun 33,5% QoQ menjadi Rp9.646 per kg dan PK turun 47,6% QoQ menjadi Rp6.265 per kg pada kuartal IV 2022,” tuturnya. Yasmin menuturkan, LSIP adalah perusahaan CPO dengan
enterprise value (EV) termurah dibandingkan emiten lain di sektor ini, yaitu hanya US$ 3.000 per ha atau setara dengan Rp46,6 juta per ha.
Baca Juga: Harga Referensi Sawit Turun, Simak Rekomendasi Saham CPO Berikut Salah satu faktor yang membuat LSIP tak begitu menarik, kata Yasmin, adalah karena perusahaan itu tertinggal dalam hal kegiatan penanaman kembali.
Akibatnya, peningkatan profil umur pohon kelapa sawit terjadi lebih cepat, yaitu 19 tahun pada akhir September 2022. Umur itu jauh melebihi umur premium pohon kelapa sawit, yaitu sekitar 11 tahun.
“Tanaman yang sudah tua mengakibatkan penurunan produktivitas, terutama pada saat cuaca sulit,” katanya. Berdasarkan catatan kinerja bulan September 2022, Yasmin memprediksi laba bersih LSIP di tahun 2023 akan turun 14,1%, dengan asumsi harga CPO global tahun 2023 adalah RM 5.200 per ton. Meskipun begitu, Yasmin tetap merekomendasikan buy untuk saham LSIP dengan target harga tahun 2023 sebesar Rp 1.760 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli