Harga CPO terjegal isu penurunan ekspor



JAKARTA. Ekspor minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) Indonesia ke China diperkirakan turun pada Februari 2016. Proyeksi ini menjegal laju harga minyak sawit di pasar global.

Mengutip Bloomberg, Rabu (16/3) pukul 15.29 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2016 di Malaysia Derivative Exchange turun 0,42% ke level RM 2.599 per metrik ton. Meski begitu, sepekan terakhir, harganya masih naik 2%.

Pelemahan harga CPO seiring dengan proyeksi turunnya ekspor CPO Indonesia ke negeri panda.


Berdasarkan rata-rata hasil survey analis dan pelaku industri yang dilakukan Bloomberg menunjukkan, ekspor CPO Indonesia ke China per Februari lalu turun 7,1% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 1,95 juta metrik ton. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2015.

Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo mengatakan, Indonesia dan Malaysia memang berpengaruh dalam hal suplai. Sementara, masalah permintaan sangat dipengaruhi sentimen dari China dan India. Itu sebabnya, penurunan pengiriman ke China memicu sentimen negatif bagi pergerakan harga CPO.

Meski demikian, ppergerakan harga CPO pada pekan ini, masih cukup bertenaga lantaran masih diselimuti sentimen positif dari sisi suplai. "Faktor cuaca mempengaruhi suplai dari Malaysia dan Indonesia. Badai El Nino masih akan menjadi support bagi CPO," papar Wahyu.

Harga CPO terus menguat dalam setahun terakhir, bertolak belakang dengan komoditas lain. Direktur Godrej International Ltd, Dorab Mistry menyatakan, kenaikan harga CPO didukung adanya Badai El Nino terkuat dalam dua dekade yang menyebabkan kekeringan dan mengganggu produksi kelapa sawit. Di samping itu, Mistry menyatakan, program biodiesel pemerintah Indonesia berpeluang mengangkat harga hingga RM 3.000 per metrik ton tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini