KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) melemah dalam sepekan ini. Kekhawatiran suplai akan menumpuk, sementara permintaan melemah, menjadi pemicu jatuhnya harga minyak sawit. Kontrak CPO untuk pengiriman April di Malaysia Derivatives Exchange turun 0,2% ke level RM 3.051 atau setara US$ 1.009 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.052. Dalam sepekan, kontrak yang sama ini pun sudah terpangkas sebesar 2,7%.Suplai dikhawatirkan bakal menumpuk seiring perkiraan ekspor Malaysia yang masih akan terus turun. Data terakhir surveyor Intertek menunjukkan, ekspor minyak sawit dari Malaysia surut 12% menjadi 1,32 juta ton pada Januari lalu. Senada, Societe Generale de Surveillance menyebut, pengiriman dari Malaysia merosot 13% menjadi 1,29 juta ton pada bulan lalu. Adapun, Malaysian Palm Oil Board dijadwalkan merilis data produksi, persediaan dan estimasi ekspor minyak sawit pada 10 Februari mendatang."Secara keseluruhan, permintaan melemah, ringgit lebih kuat, margin pun negatif," kata Paramalingam Subramaniam, direktur broker Pelindung Bestari Sdn.Rajesh Modi, trader di Sprint Exim Pte. memperkirakan, harga minyak sawit mungkin akan jatuh ke bawah level RM 3.000 pada pekan depan. "Ini mungkin terjadi lantaran surutnya permintaan dari China," ujarnya, di Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga CPO terpangkas 2,7% dalam sepekan
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) melemah dalam sepekan ini. Kekhawatiran suplai akan menumpuk, sementara permintaan melemah, menjadi pemicu jatuhnya harga minyak sawit. Kontrak CPO untuk pengiriman April di Malaysia Derivatives Exchange turun 0,2% ke level RM 3.051 atau setara US$ 1.009 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.052. Dalam sepekan, kontrak yang sama ini pun sudah terpangkas sebesar 2,7%.Suplai dikhawatirkan bakal menumpuk seiring perkiraan ekspor Malaysia yang masih akan terus turun. Data terakhir surveyor Intertek menunjukkan, ekspor minyak sawit dari Malaysia surut 12% menjadi 1,32 juta ton pada Januari lalu. Senada, Societe Generale de Surveillance menyebut, pengiriman dari Malaysia merosot 13% menjadi 1,29 juta ton pada bulan lalu. Adapun, Malaysian Palm Oil Board dijadwalkan merilis data produksi, persediaan dan estimasi ekspor minyak sawit pada 10 Februari mendatang."Secara keseluruhan, permintaan melemah, ringgit lebih kuat, margin pun negatif," kata Paramalingam Subramaniam, direktur broker Pelindung Bestari Sdn.Rajesh Modi, trader di Sprint Exim Pte. memperkirakan, harga minyak sawit mungkin akan jatuh ke bawah level RM 3.000 pada pekan depan. "Ini mungkin terjadi lantaran surutnya permintaan dari China," ujarnya, di Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News