KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias
crude palm oil (CPO) performanya menurun pada awal paruh tahun 2023. Di sepanjang semester I 2023, harga CPO telah anjlok 12% ke MYR 3.789 per ton. Meskipun harga CPO telah turun dari level tertingginya pada akhir 2022, posisi saat ini masih terhitung sangat tinggi dibandingkan puncak siklus CPO sebelum covid-19. Melansir Trading Economics, Kamis (20/7) pukul 15.32 WIB, harga CPO tercatat kembali naik ke MYR 4.000 per ton. Artinya, secara mingguan naik 3,44% dan secara bulanan naik 10,63%.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, harga CPO di semester II diproyeksi akan mengalami kenaikan. Hal itu disebabkan oleh adanya fenomena El Nino yang memicu kebakaran dan menurunkan
output CPO secara global.
Baca Juga: Kinerja Emiten Ritel Diproyeksi Cerah, Simak Saham Rekomendasi Analis "Apalagi, tahun ini diperkirakan dampak El Nino juga akan jauh lebih parah," ujarnya kepada Kontan, Kamis (20/7). Satu-satunya sentimen negatif bagi harga CPO adalah masih lemahnya permintaan dari pasar global, terutama China. Hal itu bisa menurunkan tingkat produksi dari beberapa emiten. Namun, di sisi lain juga akan meningkatkan harga jual rata-rata (ASP) dari CPO yang dijual. "Jika perusahaan mampu menahan penurunan produksi dan di saat yang sama memaksimalkan harga jual, maka bisa jadi sentimen positif ke emiten CPO," paparnya. Fajar pun merekeomendasikan PT PP London Sumatera Indonesia (
LSIP) yang valuasi dan fundamentalnya dinilai masih menarik untuk dicermati dengan target harga Rp 1.120 per saham
"Secara teknikal, harga saham LSIP juga sedang dalam fase
uptrend, meskipun kini sedang konsolidasi," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi