KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau
crude palm oil (CPO) masih cukup tinggi. Merujuk data Bloomberg, harga minyak sawit mentah untuk kontrak Juli 2022 di Bursa Berjangka Malaysia berada di level RM 6.463 per ton pada perdagangan Senin (18/4). Ini merupakan level tertinggi harga CPO sepanjang 2022. Kenaikan harga CPO ini dinilai bisa membawa dampak negatif bagi emiten barang konsumsi (
consumer goods). Analis Samuel Sekuritas Indonesia Pebe Peresia menilai, PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR) lebih terdampak kenaikan harga CPO dibandingkan emiten lain. Dari total pendapatan UNVR, 66,7%nya berasal dari segmen
home and personal care (HPC). Segmen HPC ini kebanyakan menggunakan
oil-based commodity sebagai bahan bakunya.
Baca Juga: Harga CPO Reli Lagi Menyentuh Harga RM 6.600 Per Ton Sementara itu, emiten consumer seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) yang segmen utamanya adalah mi instan, hanya memerlukan CPO dalam jumlah yang lebih kecil. “Walaupun adanya kekhawatiran terkait kenaikan harga gandum, kami melihat ICBP dapat meneruskan (pass-on) kenaikan harga bahan baku ke konsumen,” terang Pebe kepada Kontan.co.id, Selasa (19/4). Ini karena posisi ICBP sebagai pemimpin pasar atau
market leader dengan penguasaan pasar
(market share) mi instan lebih dari 70%. Sehingga, ICBP mempunyai
pricing power yang kuat.
Baca Juga: Harga CPO Masih Bullish di Tengah Ketidakpastian Pasokan Minyak Nabati Global Samuel Sekuritas Indonesia menjadikan ICBP sebagai
stock pick untuk sektor
consumer dengan target harga Rp 12.000 per saham. Asal tahu, sepanjang 2021 ICBP mencetak kenaikan penjualan bersih hingga 21,79%
year-on-year (yoy) menjadi Rp 56,80 triliun. Pada tahun sebelumnya, penjualan bersih ICBP tercatat hanya Rp 46,64 triliun.
Akan tetapi, laba bersih menurun 3% yoy menjadi Rp 6,39 triliun dari Rp 6,59 triliun di tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati