JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) naik empat hari berturut-turut. Kebijakan Malaysia meningkatkan porsi minyak sawit dalam produksi biodiesel berhasil menopang pergerakan harga CPO sepanjang pekan lalu. Mengutip
Bloomberg Jumat (31/10), harga CPO kontrak pengiriman Januari 2015 di Malaysia Derivatives Exchange (MDEX) naik 1,14% dibandingkan dengan hari sebelumnya menjadi RM 2.306 per ton. Dihitung dalam sepekan, harga minyak sawit bertambah 5,7%. Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, kenaikan harga CPO ditopang kebijakan Malaysia yang menaikkan porsi CPO ke biodiesel. “Ini menimbulkan ekspektasi kenaikan permintaan CPO,” ujar Zulfirman.
Harga minyak sawit juga terpengaruh kenaikan harga kedelai. Di Amerika Serikat (AS), harga kedelai naik akibat permintaan meningkat untuk kebutuhan pakan ternak. “Kenaikan harga kedelai mendorong orang beralih dari kedelai ke CPO,” jelas Zulfirman. Kendati demikian, ia melihat harga CPO kemungkinan bisa turun karena sudah naik tinggi. Ini dapat memicu aksi ambil untung (profit taking) dari pelaku pasar. Apalagi, indeks manufaktur Tiongkok bulan September hanya tercatat 50,8%, turun dari bulan sebelumnya sebesar 51%. “Tapi kalau manufaktur China membaik ada potensi harga CPO menguat lagi,” ujarnya. Gangguan produksi Dian Agustina, analis MNC Securities, mengatakan, selain faktor peningkatan penggunaan biodiesel di Malaysia, harga CPO juga terkerek akibat kenaikan harga barang substitusi di pasar global, seperti kedelai yang digunakan sebagai minyak goreng nabati. Selain itu, muncul kekhawatiran produksi minyak sawit terganggu akibat curah hujan tinggi yang diprediksi terjadi di bulan November ini. Sementara, Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures, menjelaskan, kenaikan harga terjadi karena industri pengguna CPO di India dan Tiongkok berkembang. Dengan perkembangan tersebut, Malaysia Palm Oil Council (MPOC) mengharapkan ekspor CPO bisa meningkat menjadi 44,71 juta ton pada tahun 2015 mendatang. “Angka ini naik 5,15% dibandingkan dengan tahun 2014,” ungkap Suluh.
Secara teknikal, harga CPO masih terperangkap di dalam moving average (MA) 100 dan 200. Artinya, masih membutuhkan katalis agar harga bisa reli. Relative strength index (RSI) berada di level 70,9% menunjukkan kenaikan. Stochastic berada di level 84% menujukkan kondisi overbought. Ini berpotensi membuka kesempatan investor melakukan profit taking. Zulfirman menduga, harga CPO akan bergerak di level RM 2.290–RM 2.330 per ton pada hari ini. Sedangkan sepekan ke depan, harga bergerak di antara RM 2.225–RM 2.360 per ton. Sementara, Dian memprediksi, harga CPO masih berpotensi melesat. Prediksinya, harga akan bergulir di rentang RM 2.250–RM 2.300 per ton pada hari ini. Sedangkan dalam sepekan, harga bakal bergerak di kisaran RM 2.180–RM 2.320 per ton. Sedangkan prediksi Suluh, harga akan bergerak di RM 2.120–RM 2.380. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia