JAKARTA. Harga CPO terus terpangkas. Kini harga COP menyentuh level RM 1.900-an per metrik ton. Ini merupakan level terendahnya sejak 2012. Minimnya permintaan dari negara importir ditambah meredanya kecemasan terhadap badai el nino membuat harga CPO terus tertekan. Mengutip Bloomberg, Jumat (29/8) pukul 16:15 WIB, kontrak pengiriman CPO bulan November 2014 di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) sebesar RM 1.940 per metrik ton turun 1,97% dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan tak tanggung-tanggung sebulan terakhir, harga tergerus 14,31%.
"Tidak banyak permintaan pada CPO, pasar melihat harga mana yang paling lemah dan pantas untuk dipilih," kata Rajesh Modi, trader di Sprint Exim di Singapura. Zulfirman Basir, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures, bilang, sentimen negatif yang masih mendominasi seiring investor cemas dengan melimpahnya suplai di pasar. Investor juga khawatir dengan outlook produksi kedelai dunia yang dapat mencetak rekor sehingga dapat menggerogoti outlook permintaan terhadap palm oil. Kedelai merupakan produk substitusi palm oil untuk bio energi dan produksi makanan. "Investor juga terlihat waspada menanti data ekspor palm oil Agustus untuk periode 1-31 Agustus yang akan dirilis Senin mendatang," kata Zulfirman. Secara teknikal, Zulfirman bilang grafik harian, indikator Stochastic yang berusaha keluar dari area oversold dapat memberikan tenaga kenaikan bagi palm oil. Namun, potensi kenaikan masih terbatas dan lebih bersifat bargain-hunting pasca tajamnya kejatuhan dalam beberapa bulan terakhir. Meski demikian, sentimen masih bearish seiring palm oil masih diperdagangkan harga yang berada di bawah MA 50, MA 100 dan MA 200 harian dan di dalam channel bearish. Namun, palm oil perlu mencatatkan level penutupan harian di bawah support RM 1950 untuk menambah tekanan bearish. "Dimana kegagalan dapat memicu aksi bargain-hunting," katanya. Makanya, Zulfirman memprediksi harga CPO untuk sepekan kedepan di RM 1.990-1.955. Namun, hingga akhir tahun kemungkinan harga menuju ke RM 2.300 per metrik ton di akhir tahun jelang perayaan Imlek. Hal senada juga diungkapkan Dian Agustina, analis MNC Securities. Menurut dia, minimnya sentimen positif untuk CPO, membuat harga CPO terus jatuh. "Harga kedelai yang masih dibawah CPO membuat pasar mengalihkan bahan subsidinya," ujarnya.
Perlambatan perekonomian negara importir terbesar CPO seperti China dan India, membuat kedua negara tersebut mengurangi pembelian atau permintaan pada CPO. "Ekspor ke China pekan lalu turun hingga 27%. China merupakan negara terbesar tujuan CPO," tambah Dian. Selain itu, stok minyak nabati lain juga melimpah seperti kedelai juga minyak bunga matahari."Harga yang sama-sama melemah membuat bahan subsitusi bersaing ketat, ya karena importir mencari harga yang termurah," ujar Dian. Dian memprediksi harga CPO sepekan kedepan RM 1.950-1.990 per metrik ton. Dan hingga akhir tahun harga CPO diramalnya akan berada di level RM 2.300 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan