Harga CPO Turun pada Awal Tahun 2024, Simak Rekomendasi Saham Emiten Sawit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) tercatat masih turun. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan harga referensi (HR) CPO untuk periode 1-15 Januari 2024 sebesar US$ 746,69 per metrik ton.

Di mana, nilai tersebut turun sebesar US$ 20,82 atau 2,71% dari periode sebelumnya 16-31 Desember 2023 yang tercatat US$ 767,51 per metrik ton. 

CEO Edvisor Praska Putrantyo menjelaskan, kelesuan harga CPO di awal tahun 2024 ini dipicu oleh sejumlah hal, di antaranya yaitu, sentimen jatuhnya harga minyak WTI ke $70 per barel karena pemangkasan harga jual minyak oleh Arab Saudi.


Baca Juga: Diprediksi Dapat Sentimen Positif, Begini Rekomendasi Saham Emiten CPO dari Analis

“Hal itu terjadi seiring dengan proyeksi peningkatan suplai minyak secara global, dan turunnya harga komoditas energi lainnya seperti batubara,” ujar Praska saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (9/1). 

Kemudian, Praska mengatakan penyebab lesunya harga CPO lainnya yakni, adanya penguatan mata uang Ringgit, lalu adanya peningkatan produksi CPO di Indonesia, hingga adanya tren pelemahan harga komoditas substitusi, seperti harga Sunflower (minyak biji matahari).

“Termasuk harga minyak kedelai karena peningkatan suplai di tengah membaiknya cuaca di Brazil,” kata dia. 

Dengan pelemahan harga CPO di tahun ini, dia juga memperkirakan prospek kinerja emiten-emiten CPO di 2024 masih menghadapi sejumlah tantangan, di mana tren penjualan diperkirakan masih melandai melanjutkan tren 2023, pasca rally harga CPO di tahun 2022 akibat terbatasnya suplai. 

“Untuk itu, harga CPO diperkirakan berada di kisaran RM3400-RM4000 sepanjang 2024 ini,” ujarnya.

Baca Juga: Kinerja Emiten Properti Diramal Stagnan pada 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya

Praska menjelaskan, kinerja emiten COP masih bisa bertumbuh positif di tahun ini jika adanya kenaikan impor dari India dan China, serta membaiknya ekonomi China

“Selain itu, masalah iklim yang mengganggu suplai juga bsa menjadi sentimen penopang harga CPO di 2024,” kata Praska. 

Lebih lanjut, Praska pun memberikan rekomendasi saham CPO yang bisa dicermati oleh para investor yakni, PT Teiputa Agro Persada Tbk. (TAPG), PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO), dan PT Dharma Setya Nusantara Tbk. (DSNG). 

Selaras dengan hal tersebut, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, harga CPO yang masih negatif dipengaruhi beberapa faktor.

Adapun faktor tersebut yakni, impor Eropa menurun karena adanya kebijakan Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang mendiskriminasi produk hasil olahan CPO. Sehingga, Indonesia menjadi tidak bisa mendapat akses pasar ke negara-negara di Eropa. 

Kemudian faktor selanjutnya yakni masih terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa yang sudah berlangsung sejak kuartal II 2023,” ujar Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (9/1). 

Baca Juga: Emiten CPO Dibayangi Penurunan Harga, Cek Rekomendasi Sahamnya

Sedangkan dari sisi sentimen domestik, dia mengatakan, efek domino dari fenomena El Nino di tahun sebelumnya,  menyebabkan perawatan tanaman kurang maksimal sehingga membuat produksi COO melemah dan harga nya pun ikut lesu. 

“Pada tahun lalu seperti yang kita ketahui ya, ada fenomena El Nino atau panas berkepanjangan, sehingga mempengaruhi produktivitas CPO," kata Nafan.

Kendati demikian, Nafan melihat dari sisi domestik permintaan untuk CPO di tahun ini masih terbilang kuat berkat adanya kebijakan pemerintah yang memutuskan untuk meningkatkan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) biodiesel dari 30% menjadi 35% atau B35. 

Nafan merekomendasikan accumulate untuk PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dengan target harga Rp 7.650 per saham dan accumulate juga untuk saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dengan target harga Rp 945 per saham.

 
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .