Harga CPO turun, rugi bersih Austindo Nusantara (ANJT) bengkak di kuartal I-2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatatkan pendapatan US$ 27,6 juta sepanjang kuartal I-2019. Angka ini turun 11% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 30,95 juta.

Menurut ANJT dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan inti sawit atau palm kernel. “Meskipun volume penjualan CPO naik sebesar 18,4% menjadi 50.700 metrik ton, kenaikan tersebut tidak cukup mengimbangi penurunan harga jual rata-rata CPO dan PK,” tulis ANJT.

Memang, sepanjang kuartal I-2019, harga CPO terus menurun. Harga jual rata-rata CPO turun 19,4% secara tahunan menjadi US$ 468 per metrik ton. Angka ini turun sebesar 24,12% dibandingkan harga jual rata-rata pada periode sama tahun 2018 yang sebesar US$ 581 per metrik ton.


Sementara itu, harga jual rata-rata palm kernel pada kuartal I-2019 sebesar US$ 303 per metrik ton atau 39,3% lebih rendah dibandingkan dengan harga jual rata-rata pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 499 per metrik ton. Ditambah lagi, volume penjualan palm kernel ANJT menurun sebesar 1,6% menjadi 11.265 metrik ton. Padahal, produksi palm kernel per kuartal I-2019 naik 6,4% secara tahunan, dari 10.626 metrik ton menjadi 11.308 metrik ton.

Sebagai informasi, per kuartal I-2019, penjualan CPO dan palm kernel berkontribusi sebesar 98,6% terhadap total pendapatan ANJT. 

Sementara itu, segmen sagu menyumbang 0,74% atau sebesar USS 204,7 ribu dari total pendapatan periode tersebut. “Angka ini mengalami kenaikan dari US$ 118,200 di kuartal-I 2018 disebabkan oleh kenaikan volume penjualan dan harga jual sagu," tulis ANJT.

Kemudian, segmen energi terbarukan menyumbang 0,42% atau sebesar US$ 99.800 pada kuartal I-2019 atau turun 30,64% secara tahunan. Menurut ANJT, hal ini disebabkan oleh adanya perawatan pada pembangkit listrik biogas pada Januari 2019. Sementara itu, segmen edamame perusahaan ini menyumbang 0,33% atau sebesar US$ 93.200, turun 15,7% secara tahunan dari US$ 106.800.

Perusahaan ini juga mencatatkan rugi bersih US$ 5,77 juta. Kerugian bersih ini membengkak dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 1,77 juta. 

Menurut ANJT, kenaikan rugi bersih ini disebabkan oleh penurunan harga jual CPO dan palm kernel. “Hal ini membuat margin EBITDA turun dari 16,9% pada kuartal I-2018 menjadi -4,2% pada kuartal I-2019,” tulis ANJT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi