Harga daging ayam melonjak di pasar terkerek kenaikan harga jagung



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Salah satu penyumbang inflasi saat ini adalah harga ayam broiler. Saat ini, Selasa (20/4) harga daging ayam broiler rata-rata di Rp 40.159 per ekor di Jakarta, dengan harga tertinggi mencapai Rp 55.000 per ekor, menurut situs infopangan.jakarta.go.id.

Kenaikan harga ayam di bulan Ramadan ini dipicu naiknya harga pakan karena mahalnya harga bahan baku utamanya jagung.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Syailendra, mengatakan, kenaikan harga ayam di pasar saat ini tak terlepas dari kenaikan harga pakan ternak. Kenaikan harga pakan ini dipicu kenaikan harga jagung lokal hingga April yang mencapai Rp 4.263 per kilogram (kg). Kondisi ini memang anomali, pasalnya saat ini tengah terjadi panen raya jagung, tapi justru harga jagung naik.


Menurut Kemendag, harga jagung itu telah naik 6,52% dari rata-rata harga jagung di bulan Maret 2021 yang sebesar Rp 4.002 per kg. Sebagai perbandingan harga jagung di bulan Januari masih ada dikisaran Rp 3.845 per kg.

Harga jagung ini termasuk tinggi bila dibandingkan dengan harga acuan pemerintah dengan batas atas sebesar Rp 3.150 per kg dengan kadar air 15% dan b batas bawah sebesar Rp 2.500 per kg dengan kadar air 35%.

Baca Juga: Soal pasokan pangan saat Ramadan, Kementan: Masyarakat tak perlu khawatir

Menurut Syailendra, kontribusi jagung terhadap pakan ternak mencapai 40%-45%. Karena itu, harga pakan pun terkerek yang mencapai hingga Rp 8.200 - Rp 8.300 per kg. Harga ini jauh di atas rata-rata harga pakan yang sebesar Rp 6.000 per kg.

"Jadi harga pakan saat ini begitu tinggi dan kalau dilihat di struktur harga pakan di broiler, di mana jagung itu umumnya dipakai sekitar 40%-50%," ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan Pataka, Selasa (20/4). Akibatnya harga ayam menurut Syailendra mencapai Rp 44.000 per kg di pasar yang membuat semua orang teriak.

Syailendra melanjutkan, kontribusi jagung pada kenaikan harga ayam di pasar sangat besar. Bahkan ia mengingatkan saat ini ketahanan stok jagung di perusahaan pakan hanya mencukupi 28-29 hari saja. Ia mengatakan idealnya, stok jagung di perusahaan pakan itu mencukupi kebutuhan untuk dua bulan.

Perwakilan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Johan, mengakui saat ini pasokan jagung masih kurang. Berdasarkan data dari Direktorat Pakan, formulasi jagung baru mencapai rata-rata 40% untuk seluruh pabrik. Padahal menurutnya, kebutuhan jagung untuk pabrik pakan itu lebih dari 60%. "Jadi industri pakan belum memenuhi kebutuhan," imbuhnya.

Asisten Deputi Pangan Kementerian Koordinator Perekonomian Muhammad Saifulloh mengatakan, kenaikan harga jagung saat ini tak terlepas dari tidak stabilnya produk hingga belum ada mekanisme cadangan jagung.

Ia mengatakan, penanaman jagung masih tergantung pada musim yang berdampak pada pasokan jagung yang berbeda setiap saat. Kemudian rantai pasokan jagung yang panjang juga membuat harga jagung banyak dikendalikan pedagang dan pengepul.

Selanjutnya: Harga pakan ternak melonjak, begini nasib peternak telur jelang bulan puasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli