Harga daging mahal, Kementan tuding Kemendag



JAKARTA. Harga daging sapi yang kembali naik hingga menembus Rp 93.000 per kilogram dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Suswono merupakan urusan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengambil kebijakan terkait harga dan volume. "Di Kementerian Pertanian dulu kan asumsinya ada pengendalian, importasi, ada kuota, yang kemudian petani dicurigai. Sekarang Kementerian Pertanian hanya memberikan rekomendasi kesehatan hewan saja. Artinya sekarang sepenuhnya urusan volume itu di Kementerian Perdagangan," kata Suswono, Selasa (7/1).Suswono mengungkapkan seharusnya saat ini sudah tidak ada hambatan terkait volume, harga, dan pasokan daging sapi, karena keran impor sudah dibuka lepas. Namun demikian, bila kembali terjadi lonjakan harga daging sapi di pasaran, Suswono mengatakan pertanyaan harus diajukan ke pihak Kementerian Perdagangan. Lebih lanjut, peningkatan volume importasi daging sapi tahun ini menurut Suswono akan sangat menekan harga di tingkat peternak dalam negeri. Melihat pengalaman 3 tahun silam, harga daging sapi murah karena volume impor terlalu besar sehingga harga di tingkat peternak mengalami tekanan. "Faktanya, dengan pengurangan persentase impor kemudian harga tingkat peternak naik, tapi ini naiknya agak terlalu tinggi kan. Mungkin memang supply kurang. Tapi sudah dibuka, sapi siap potong boleh masuk kemudian bakalan juga," papar dia. Oleh karena itu, aspek pengawasan dirasa sangat penting. Ia mengharapkan konsistensi komitmen Kementerian Perdagangan untuk tetap memperhatikan nasib peternak. Ia juga menginginkan adanya titik temu agar baik peternak maupun konsumen tidak dirugikan."Kami minta komitmen saja supaya (Kementerian) Perdagangan meskipun memberikan keleluasaan ijin, tetap tentu saja tidak akan menekan harga di peternak. Kalaj itu dilakukan nanti ada titik keseimbangan baru, di harga peternak tidak dirugikan, tapi harga konsumen juga tidak dirugikan dengan harga yang mahal," ujar Suswono. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan