Harga daging sapi melonjak di pasar, ini yang dilakukan KPPU



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengaku telah memantau perkembangan harga daging sapi dan kerbau yang melonjak di pasaran. Sejauh pemantauan KPPU saat ini, kenaikan harga tersebut terjadi karena pasokan yang berkurang sehingga harga mahal.

Karena itu, Komisioner KPPU, Guntur S Saragih mengatakan, sejauh ini KPPU belum menemukan adanya dugaan pelanggaran persaingan usaha. Meski begitu, pihaknya terus melakukan pemantauan kenaikan harga daging.

Guntur menilai, kenaikan harga daging bisa saja terjadi karena harga sejak pasokan sudah mahal. Selain itu, bisa jadi karena faktor keterbatasan lainnya.


“Terkait dengan pelanggaran, sampai hari ini kami belum sampai masuk pada tahap penelitian, jadi ini masih terus kita lihat. Tentunya dengan melihat apakah mahal ini karena intervensi pelanggaran persaingan usaha,” ujar Guntur dalam konferensi pers, Jumat (22/1).

Baca Juga: Kementan klaim pasokan daging sapi dan kerbau aman

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Didi Sumedi, menyebut, tingginya daging sapi dikarenakan adanya kenaikan harga sapi hidup impor asal Australia.

"Disampaikan memang ada kenaikan harga sapi di Australia, yang memang katanya mereka sedang melakukan program repopulasi atau regenerasi populasi sapi mereka. Sehingga mereka sedikit menahan ekspor mereka, sehingga memang gejala supply-demand ini agak berubah. Kita tahu kalau suplainya sedikit berubah pasti harganya naik," jelas Didi dalam keterangan resmi Kemendag pada Kamis (21/1).

Didi menegaskan, pemerintah takkan tinggal diam dengan kondisi saat ini, kerjasama dilakukan kepada semua stakeholder, baik pemilik daging beku, importir sapi bakalan, serta rumah pemotongan hewan (RPH) untuk berkomitmen memasok kebutuhan pasar.

"Tentu kita tidak tinggal diam dalam hal ini kita mencoba sumber lain, masih banyak, bisa dari Brasil, sapi bisa dari Meksiko kita sedang menjajaki beberapa langkah ke depan. Terutama tidak hanya untuk dalam jarak dekat saja, tapi juga dalam rangka mengisi stok di Ramadhan dan Idul Fitri mendatang," imbuhnya.

Didi menegaskan saat ini sapi potong masih tersedia, hanya saja memang diperlukan waktu pembesaran sebelum masuk waktu pemotongan. "Masih ada sapi potong baik yang dalam negeri dan ex import masih ada. Masih cukup, bukan hilang, soalnya mereka pun ada masa potong yang harus membesarkan mereka melakukan pembesaran dulu," ungkapnya.

Selanjutnya: Kemendag janji akan stabilkan harga daging sapi pasca pedagang ancam mogok jualan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli