KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menuding patokan harga batubara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) untuk pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tak fair. Harga patokan S$ 70 per ton bisa membuat perusahaan tambang batubara kecil berguguran. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan harga jual batubara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam negeri yang dipatok senilai US$70 per ton hanya untuk kalori 6.322 kkal/kg GAR. Sementara kalori di bawah itu, menggunakan harga yang berbeda. Jika kalorinya semakin kecil, jelas harganya akan semakin menekan harga . "Meskipun memakai harga pasar. Harga batubara jenis tersebut sudah tergolong rendah," terangnya saat ditemui di kantornya, Menara Kuningan, Jakarta, Kamis (22/3).
Harga DMO batubara bisa gulung pebisnis kecil
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menuding patokan harga batubara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) untuk pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tak fair. Harga patokan S$ 70 per ton bisa membuat perusahaan tambang batubara kecil berguguran. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan harga jual batubara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam negeri yang dipatok senilai US$70 per ton hanya untuk kalori 6.322 kkal/kg GAR. Sementara kalori di bawah itu, menggunakan harga yang berbeda. Jika kalorinya semakin kecil, jelas harganya akan semakin menekan harga . "Meskipun memakai harga pasar. Harga batubara jenis tersebut sudah tergolong rendah," terangnya saat ditemui di kantornya, Menara Kuningan, Jakarta, Kamis (22/3).