KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) harus mengukur biaya produksi dalam negeri. HET beras dinilai sulit dicapai mengingat pergeseran harga produksi. Harga produksi ketika penetapan HET mengalami perubahan. "Sekarang biaya produksi terus naik, pada Januari 2018 Gabah Kering Panen (GKP) Rp 4.286 per kilogram (kg) sehingga HET susah terkejar," ujar Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Selasa (10/4). Sejak awal pun penerapan HET dinilai tidak rasional mengingat harga rata-rata beras saat itu masih tinggi. Dwi bilang harga rata-rata beras medium ketika penerapan HET mencapai Ro 10.616 per kg.
Harga eceran tertinggi komoditas harus ukur biaya produksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) harus mengukur biaya produksi dalam negeri. HET beras dinilai sulit dicapai mengingat pergeseran harga produksi. Harga produksi ketika penetapan HET mengalami perubahan. "Sekarang biaya produksi terus naik, pada Januari 2018 Gabah Kering Panen (GKP) Rp 4.286 per kilogram (kg) sehingga HET susah terkejar," ujar Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Selasa (10/4). Sejak awal pun penerapan HET dinilai tidak rasional mengingat harga rata-rata beras saat itu masih tinggi. Dwi bilang harga rata-rata beras medium ketika penerapan HET mencapai Ro 10.616 per kg.