Harga Emas Alami Koreksi Beruntun Akibat Dolar dan Yield Obligasi AS Terbang Tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas memperpanjang koreksi dalam lima hari beruntun pada Rabu (6/9). Ketidakpastian terkait masa depan suku bunga mendorong arus investor ke aset safe haven, dolar Amerika Serikat (AS).

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin melihat pergerakan harga emas saat ini masih dilema dengan mempertahankan area resisten psikologis di US$1.950 per troi ons.

Kilau emas meredup ketika kecemasan investor akan perlambatan ekonomi global kembali terjadi seiring laporan perlambatan sektor jasa di China yang meningkatkan kecemasan kondisi tersebut.


Alhasil, aset safe haven menjadi alternatif pilihan investor global untuk memegang dolar Amerika Serikat (AS) ketika kecemasan itu memuncak. Dimana dolar AS lebih unggul dibandingkan aset berisiko lainnya dan investor pun melakukan perburuan terhadap safe haven.

Baca Juga: Dana Asing Cabut dari Pasar Obligasi di Agustus 2023, Bagaimana ke Depannya?

Penguatan nilai tukar dolar AS membuat emas lebih mahal bagi investor luar Amerika. Sementara imbal hasil yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Dolar saat ini bertahan di dekat puncak enam bulan dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun berada di dekat level tertinggi sejak 23 Agustus.

Nanang berujar, dolar dan imbal hasil obligasi AS melonjak karena beberapa pejabat The Fed sudah mengisyaratkan untuk lebih selektif lagi dalam mengambil keputusan soal suku bunga. 

"Sektor tenaga kerja yang perlahan melambat, sektor manufaktur yang juga melambat jadi perlu pertimbangan yang sangat matang," jelas Nanang kepada Kontan, Rabu (6/9).

Namun pejabat The Fed lainnya meyakini ada ruang kenaikan suku bunga 1 kali lagi di pertemuan November atau Desember, hal ini ditengarai oleh laju inflasi tahunan yang masih jauh di atas target The Fed, yakni 3,2% dimana seharusnya ke 2,0%.

Nanang mencermati, hampir dipastikan pertemuan FOMC Meeting bulan September kali ini tidak ada kenaikan. Tetapi investor akan mempertimbangkan bagaimana pernyataan The Fed soal suku bunga ke depan nantinya.

Emas diperkirakan masih akan berada dalam rentang zona US$1.885 per troi ons - US$1.985 per troi ons dalam waktu dekat.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM) Saat Harga Nikel Sedang Melemah

Dengan demikian, Nanang menilai, ada potensi melakukan buy on weakness bila penurunan emas memasuki zona di bawah US$1.905 per troi ons - US$1.885 per troi ons. Sebaliknya, sell on high bisa dilakukan pada zona US$1.970 per troi ons - US$1.985 per troi ons.

"Minimnya katalis penting AS membuat pergerakan harga emas dipengaruhi oleh sentimen seputar perlambatan ekonomi China dan isu suku bunga The Fed yang sering menguap antara berakhir dan lanjut," imbuh Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi