KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren bullish harga emas batangan Aneka Tambang (Antam) diyakini masih akan mengekor harga emas global di jangka panjang. Namun, untuk jangka pendek Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf memprediksi harga masih bergerak dalam tren
bearish. Mengutip laman Logam Mulia, harga emas Aneka Tambang (Antam) pada Jumat (30/10) berada di level Rp 992.000 per gram turun Rp 3.000 per gram dari hari sebelumnya. Sedangkan untuk harga
buyback berada di level Rp 884.000 per gram. "Tahun ini kenaikan harga emas Antam sudah lumayan, jadi wajar jika banyak
profit taking. Aksi ambil untuk ini yang buat harga turun, diimbangi dengan sentimen-sentimen yang kurang mendukung emas," kata Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (30/10).
Adapun penyebab penurunan harga emas lain adalah penguatan indeks dolar di tengah meningkatnya ketidakpastian terkait stimulus Amerika Serikat (AS). Alwi mengaku muncul kekhawatiran bahwa stimulus belum akan digelontorkan hingga pemilu selesai. Kondisi tersebut tentunya menambah kekhawatiran dan mendorong investor mengamankan asetnya ke
safe haven seperti dolar AS dan yen Jepang.
Baca Juga: Harga emas turun, investor baiknya bersikap wait and see Selain itu, kasus Covid-19 di kawan AS dan Eropa juga kembali mencatatkan peningkatan. Bahkan, beberapa negara di Eropa seperti Jerman dan Prancis kembali menerapkan
lockdown. Alhasil, ketimbang menyimpan emas, masyarakat lebih memilih untuk mengamankan porsi
cash mereka dengan melirik dolar AS. Berkaca dari kondisi tersebut, Alwi meyakini bahwa
lockdown bakal kembali menghambat proses pemulihan ekonomi global. Hal tersebut juga tercermin dari penurunan bursa saham di sebagian negara tersebut dalam beberapa hari terakhir. Untuk menutupi kerugian
margin call, investor menjual aset-aset mereka termasuk emas dan mendorong harga emas global lesu du bawah US$ 1.900 per ons troi. "Tapi, kalau akhir tahun AS ganti presiden dan menggelontorkan stimulusnya, maka itu akan memberikan sentimen positif ke harga emas," ungkap Alwi.
Baca Juga: Nasib logam mulia bergantung hasil pilpres AS di pekan depan Meskipun berpotensi kembali naik Alwi memprediksi harga emas batangan dalam negeri belum sanggup menembus level tertinggi tahun ini. Ini mengingat, persaingan dengan aset berisiko tinggi seperti saham, mampu menyurutkan minat masyarakat untuk mengoleksi emas. "Apalagi jika ada kabar positif terkait vaksin, itu akan menambah sentimen positif untuk aset
risk on dan juga emas. Sementara pamor dolar AS bakal redup," imbuh dia.
Hingga akhir tahun, Alwi memperkirakan tekanan emas masih akan berlanjut dengan level
support US$ 1.760 per ons troi, dengan harga emas Antam di kisaran Rp 885.000 per gram. Momentum tersebut, menurut Alwi bisa dimanfaatkan investor untuk melakukan pembelian di harga rendah atau
buy on weakness. Sedangkan untuk jangka panjang, harga emas Logam Mulia diyakini masih dalam tren
bullish, dengan kisaran
support di Rp 886.000 per gram hingga Rp 842.000 per gram di tahun depan. Sedangkan untuk
resistance berpotensi kembali di Rp 1.056.000 per gram.
Baca Juga: Turun lagi, harga emas Antam berada di Rp 992.000 per gram pada hari ini (30/10) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati