Harga emas Antam diprediksi tak banyak bergerak hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang semester pertama tahun ini, harga jual emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) bergerak menanjak. Kendati harga emas dunia di pasar spot justru merosot, kenaikan harga emas Antam ditopang oleh kurs rupiah yang menurun tajam. Namun, sejumlah sentimen diproyeksi bakal menahan tren positif ini berlanjut di semester kedua.

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam hari ini, Rabu (11/7) tercatat menurun ke level Rp 648.000. Begitu juga dengan harga pembelian kembali alias buyback yang turun menjadi Rp 576.000 per gram.

Penurunan harga emas Antam hari ini tampaknya sejalan dengan harga emas di pasar spot yang juga terkoreksi. Mengutip Bloomberg, harga emas kontrak pengiriman Agustus 2018 di Commodity Exchange (Comex), hari ini pukul 18.05 WIB, melemah 0,36% ke level US$ 1.250,90 per ons troi.


Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar, menilai, tak seperti di semester pertama kemarin, pergerakan harga emas Antam di paruh kedua tahun ini akan mulai paralel dengan harga emas spot. Menurutnya, ada dua alasan harga emas Antam cenderung menguat di awal tahun, kendati harga emas dunia melorot.

Pertama, harga emas Antam di semester pertama lalu disokong oleh permintaan ekspor yang tinggi ke Jepang. Menurut laporan Antam, hingga kuartal pertama saja, penjualan emas sudah melonjak 226% year-on-year (yoy) menjadi 6.946 kilogram dari sebelumnya 2.128 kilogram.

Kedua, "Perayaan hari raya, seperti Imlek dan Lebaran juga turut memacu permintaan emas Antam," kata Deddy, Rabu (11/7). Antam juga melaporkan penjualan terdongkrak pada emas batangan yang khusus dicetak dalam edisi Natal, Tahun Baru China, Idul Fitri, dan motif batik.

Namun, Deddy memproyeksi, penguatan harga emas Antam akan lebih terbatas hingga akhir tahun nanti. Pasalnya, ia melihat saat ini investor cenderung beralih ke dollar Amerika Serikat (AS) ketimbang emas untuk dijadikan aset safe haven.

"Memang, rupiah masih berpeluang melemah sehingga memberi ruang buat harga emas Antam menguat. Tapi, dollar AS juga masih akan terus menguat sehingga investor akan lebih suka mengoleksinya," terang Deddy.

Sebagai contoh, dalam beberapa kali momentum konflik perang dagang maupun geopolitik memanas di tahun ini, penguatan harga emas spot cenderung tertahan. Sentimen kebijakan tarif impor tambahan Presiden Trump untuk China hari ini juga tampaknya gagal mengerek harga emas spot.

Anomali inilah yang membuat Deddy memproyeksi, hingga akhir tahun, harga emas Antam belum akan bergerak jauh lebih tinggi dari rentang yang telah dilaluinya sepanjang tahun ini. Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, kenaikan suku bunga acuan The Fed juga menjadi salah satu hambatannya.

"Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS hingga dua kali lagi masih besar. Jangan lupa juga, harga komoditas biasanya lebih fluktuatif menjelang akhir tahun," ujar Faisyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia