KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam kembali mencetak rekor tertingginya pada penutupan perdagangan pekan ini. Mengutip dari situs resmi logam mulia, pada Jumat (14/3) harga emas Antam berada di level Rp 1.742.000 per gram, naik Rp 28.000 dari perdagangan sebelumnya. Sementara harga buyback juga meningkat Rp 28.000 menjadi Rp 1.592.000 per gram. Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menilai, tren kenaikan ini berpotensi meningkat seiring dengan terbukanya kemungkinan harga emas dunia melampaui level psikologisnya di US$ 3.000 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Antam Masih Naik, Saat yang Tepat untuk Masuk ke Pasar? Eskalasi terbaru perang dagang semakin meningkat ketidakpastian global usai Trump dengan mitra dagangnya menerapkan aksi perang tarif. Di saat seperti ini, aset safe heaven seperti emas menjadi alternatif pilihan investasi. Perencana Keuangan Finansial Consulting Eko Endarto mengamati dari sisi domestik, ketidakpastian bisnis dan bayang-bayang kemuraman karena aksi PHK massal menyokong eksistensi Antam. “Harga Emas Antam berpotensi menguat ke depannya. Jadi, bagi investor dengan jumlah investasi yang besar, saya sarankan untuk tahan dulu dan tetap rutin berinvestasi secara berkala,” jelas Eko kepada Kontan.co.id, Jumat (14/3). Eko juga menegaskan strategi penyesuaian portofolio dalam jangka pendek sangat diperlukan. Menurutnya, investor perlu menyiapkan cash yang cukup sebagai antisipasi dari ketidakpastian saat ini. Baca Juga: Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Naik atau Turun? (7 Maret 2025) Analis Doo Financial Futures Lukman Leong turut berpandangan, investor dapat menerapkan strategi dollar cost averaging atau dengan kata lain, beli secara bertahap baik ketika harga turun maupun naik. Hal ini dilakukan untuk menurunkan risiko bila harga terkoreksi besar. “Bagi investor yang sudah masuk pasar, silahkan kalau mau ambil profit taking dari momentum bullish ini. Tapi perlu diperhatikan maksimal jualnya ya jangan lebih dari 20%, sambil wait and see situasi ke depannya bagaimana,” tutur Lukman dalam keterangannya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/3). Dalam proyeksikan, Lukman memperkirakan harga akan melanjutkan tren bullishnya jangka pendek dengan kisaran Rp 1.750.000 - 1.800.000 per gram.