KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) naik signifikan pada Jumat (12/7). Harga emas Antam diramal masih akan naik di semester kedua 2024. Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.399.000. Harga emas Antam tersebut merupakan rekor dan melonjak Rp 13.000 dari harga yang dicetak pada Kamis (11/7) yang berada di level Rp 1.386.000 per gram. Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong mengatakan, sentimen yang membuat harga emas Antam melonjak datang dari data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan. Pernyataan
dovish Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah memicu rally harga emas. “Dengan perkembangan ini, pejabat-pejabat the Fed diperkirakan akan mulai banyak yang bernada
dovish,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (12/7).
Baca Juga: Yen Stabil Terhadap Dolar AS Setelah Tanda-Tanda Disinflasi AS Lukman menambahkan, kenaikan harga emas juga dipengaruhi oleh penguatan harga emas internasional. Berdasarkan data
Bloomberg, Jumat (12/7) pukul 17.15 WIB, harga emas berada di level US$ 2.410,40 per ons troi. Lukman memperkirakan, harga emas masih akan naik dalam jangka pendek maupun panjang. Tetapi dengan kenaikan besar akhir-akhir ini, harga emas akan dilanda
profit taking. Selanjutnya, dia memproyeksi harga emas akan berkisar US$ 2.385 per ons troi-US$ 2.425 per ons troi
dalam sepekan ke depan. Lebih lanjut, dia melihat harga emas di semester II-2024 masih bergerak positif. Tetapi ada sedikit potensi koreksi akibat rupiah yang diperkirakan terus menguat. “Jadi rupiah yang menguat akan sedikit mengurangi kenaikan pada harga emas (dalam rupiah). Harga di semester II-2024 akan berkisar US$ 2.350 per ons troi-US$ 2.500 per ons troi,” imbuhnya.
Baca Juga: Harga Emas Menguat di Pekan Ketiga Berturut-turut, Bertahan di Atas US$ 2.400 Sedangkan pada akhir tahun ini, Lukman melihat harga emas dunia akan berkisar US$ 2.500 per ons troi-US$ 2.600 per ons troi. Sementara, harga emas Antam diperkirakan akan berada di sekitar Rp 1.470.000 per gram-Rp 1.500.000 per gram. “Sentimen harga emas Antam berada di posisi tersebut karena masih didukung oleh sentimen dari pemangkasan suku bunga dan pembelian bank sentral,” ungkapnya. Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, harga emas Antam naik signifikan pada hari ini. Penguatan harga emas dipengaruhi oleh kenaikan harga fisik emas global, karena didukung oleh angka inflasi AS yang lebih rendah daripada perkiraan. Sutopo menyebutkan bahwa inflasi umum AS melambat lebih dari yang diperkirakan ke level terendah dalam satu tahun sebesar 3% di bulan Juni. Sementara inflasi inti tahunan turun ke level terendah dalam tiga tahun sebesar 3,3%. “Perlambatan ini telah meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve dengan para pedagang kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 93% pada bulan September, naik dari 73% pada hari Rabu (10/7),” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (12/7).
Baca Juga: Harga Tembaga Menuju Penurunan Mingguan Karena Permintaan China yang Mengecewakan Kendati begitu, Sutopo memperkirakan bahwa harga emas dunia kemungkinan akan mulai terkoreksi akhir kuartal ketiga 2024, mengingat statistik harga emas cenderung turun di bulan September. Sedangkan harga emas Antam, Sutopo bilang, akan dipengaruhi oleh pergerakan kurs rupiah terhadap dolar. Jika rupiah terus menguat, maka harga emas Antam akan terkoreksi cukup besar. Sebaliknya jika rupiah melemah terhadap dolar AS, maka harga emas Antam akan lanjut menguat.
“Jadi, jika kurs rupiah bisa tetap di Rp 16.000 bahkan di bawahnya, maka koreksi bisa cukup besar hingga ke Rp 1.250.000 per gram, dengan perkiraan harga emas dunia di kisaran US$ 2.200 per ons troi,” kata Sutopo. Dengan faktor-faktor tersebut, Sutopo memproyeksi, posisi harga emas masih akan stabil pada semester II-2024. Dia memperkirakan harga emas dunia akan berada di kisaran US$ 2.400 per ons troi-US$ 2.450 per ons troi. Sedangkan harga emas Antam, akan berada berada di posisi Rp 1.400.000 per gram-Rp 1.470.000 per gram. “Namun, untuk proyeksi akhir tahun, masih penuh dengan dinamika, jadi belum pasti. tergantung perkembangan global nanti,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati