KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali mencetak rekor tertinggi di tahun ini. Mengutip
www.logammulia.com, pada Jumat (13/10) lalu, harga emas batangan naik Rp 2.018 menjadi Rp 625.580 per gram. Bahkan sepekan terakhir, harganya melambung 2,99% atau Rp 18.162 per gram. Sedang harga beli kembali naik Rp 13.000 per gram ke level Rp 557.000 per gram.
Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, penguatan emas Antam terjadi seiring pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). "Pada saat rupiah melemah, harga emas Antam menguat, hal ini yang jadi sentimen dalam beberapa hari terakhir," kata dia, Jumat (13/10).
Tipikal masyarakat Indonesia yang cenderung konservatif turut membuat permintaan emas meningkat. Masyarakat masih doyan berinvestasi di aset lindung nilai ini lantaran sifatnya yang likuid dan mudah dijual kembali. "Apalagi saat ini Antam sudah bekerjasama dengan Kantor Pos Indonesia, sehingga memudahkan masyarakat yang ingin membeli emas batangan," timpal Deddy. Permintaan juga emas makin tinggi karena orang keturunan India ataupun orang India yang menetap di Indonesia ikut berburu emas, jelang perayaan Diwali.
Research & Analyst Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, dirilisnya notulensi rapat FOMC yang hasilnya dipandang
dovish turut mengerek naik harga emas spot. Dampaknya pun positif bagi emas batangan. Kamis (12/10) lalu, per pukul 20.46 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange menguat 0,5% ke level US$ 1.295,4 dibanding sehari sebelumnya. Faisyal menambahkan, rencana RUU reformasi pajak Presiden AS Donald Trump yang terancam gagal juga menjadi salah satu penyokong harga emas spot. "Kurs dollar AS melemah, hingga harga emas
spot terdongkrak dan emas Antam juga ikut terkerek," jelas dia. Rawan koreksi Kendati demikian, Faisyal memandang, meski tren harga menguat, emas Antam tetap berpeluang terkoreksi. Inflasi AS di September mencapai 0,5%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang cuma 0,4%. "Kalau inflasi AS bagus, maka emas akan sedikit koreksi," jelas Faisyal.
Selain itu harga emas sudah terlalu tinggi, sehingga rawan koreksi. Faisyal menilai, saat ini investor lebih baik berinvestasi emas untuk jangka pendek, yakni satu sampai dua bulan ke depan. Sebab, di akhir tahun nanti The Fed rencananya masih akan menaikkan suku bunga acuan satu kali lagi dan tiga kali lagi di 2018. "Kalau jangka panjang kurang tepat," kata dia. Prediksi Faisyal, Senin (16/10), harga emas Antam akan bergerak di rentang Rp 623.000-Rp 627.000 per gram. Ini dengan asumsi harga emas
spot berkisar antara US$ 1.280-US$ 1.295 per ons troi dan rupiah berkisar Rp 13.450-Rp 13.600 per dollar AS. Sementara Deddy memprediksi harga emas akan bergerak di rentang Rp 600.000-Rp 625.000 per gram. Kisaran ini bisa tercapai dengan asumsi harga emas spot bergerak dalam kisaran US$ 1.293,4-US$ 1.298,9 per ons troi dan rupiah di kisaran Rp 13.470-Rp 13.530 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto