Harga emas Antam semakin kusam



JAKARTA. Tak sanggup menahan gejolak harga emas dunia, harga emas batangan ukuran 1 gram PT Aneka Tambang Tbk (Antam) anjlok 1,18% menjadi Rp 502.000 per gram, Senin (24/6).

Harga emas dunia untuk kontrak pengiriman Agustus 2013 di bursa Commodity Exchange, Senin (24/6) pukul 18.25 WIB, berada pada level terendah sejak akhir 2010, yakni US$ 1.280,9 per ons troi, atau turun 0,86% ketimbang harga akhir pekan lalu.

Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures mengatakan, sebenarnya harga emas Antam terlambat merespons penurunan harga dibandingkan harga emas di pasar emas lainnya. Banyak penjual emas lain melakukan koreksi harga lebih rendah dibandingkan harga emas yang dijual oleh Antam. "Mau tak mau, Antam harus mengikuti harga pasar," ujarnya.


Saat ini, logam mulia tersebut berada pada level harga yang serupa dengan tiga tahun lalu. "Harga sudah sangat murah jika melihat histori. Namun agak susah untuk mengharapkan harga di bawah Rp 500.000," ujar Suluh.

Suluh menambahkan, saat ini merupakan kesempatan bagi para investor untuk membeli emas karena harganya sudah rendah. "Inilah kesempatan untuk logam mulia. Kalau takut turun, belinya dicicil," ujarnya.

Untuk sepekan ke depan, Suluh memperkirakan, harga emas Antam masih akan berkisar Rp 500.000 - Rp 505.000 per gram. Harga akan tertahan jika harga emas di pasar spot di atas US$ 1.200 per troi ons, tetapi kurs rupiah melemah di atas Rp 10.000 per dollar AS.

Hanya saja, Sugiarto Kanos, Wakil Pialang Askap Futures menyarankan agar tak tergesa-gesa memburu emas. Ia memprediksi, harga emas dunia masih akan turun hingga akhir bulan ini. "Potensi koreksi akan lebih besar di akhir bulan," ujarnya. Ia memperkirakan, harga emas dunia akan berada di level support US$ 1.250 per troi ons pada akhir Juni ini.

Sekretaris Perusahaan Antam, Tri Hartanto mengatakan, ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi harga emas Antam. Yakni, harga emas dunia, kurs rupiah, dan biaya pokok produksi emas. Penurunan harga emas Antam belakangan ini dipicu oleh gejolak harga emas dunia yang sangat fluktuatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati