Harga Emas Antam Sentuh Rekor Tertinggi, Bagaimana Proyeksi ke Depan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan bersertifikat Antam dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami lonjakan signifikan pada Jumat (7/6).

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam mencapai Rp 1.366.000, naik Rp 17.000 dari hari sebelumnya yang berada di level Rp 1.349.000 per gram.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, menjelaskan bahwa kenaikan ini didorong oleh stabilnya harga emas dunia yang berada di level US$ 2.375 per ons troi pada Jumat (7/6). 


Sentimen positif ini berasal dari para investor yang menunggu data upah non-pertanian Amerika Serikat (AS) untuk menilai kondisi ekonomi AS dan potensi penurunan suku bunga Federal Reserve.

Baca Juga: Harga Emas Antam Sentuh Rekor Tertinggi, Bagaimana Proyeksinya hingga Akhir Tahun?

“Data pasar tenaga kerja baru-baru ini juga mendukung ekspektasi bahwa The Fed mungkin setidaknya memangkas tarif dua kali tahun ini,” kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (7/6). 

Selain itu, penurunan suku bunga utama oleh Bank of Canada (BoC) sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% pada Rabu (5/6) juga turut memberikan dorongan bagi harga emas. Ini merupakan pemotongan pertama dalam empat tahun dan diperkirakan akan ada pelonggaran lebih lanjut jika inflasi terus mereda.

“Pemotongan suku bunga oleh bank sentral lainnya dapat terus mendorong harga emas ke depannya,” tambah Sutopo.

Sutopo juga menyebutkan bahwa Polandia baru-baru ini menambah lima ton emas ke cadangannya, yang kemungkinan akan memperkuat tren bullish emas dunia. 

Dia memproyeksikan harga emas dunia bisa mencapai US$ 2.400 per ons troi pada akhir kuartal kedua tahun ini, sementara harga emas Antam diprediksi naik lagi ke level Rp 1.370.000 per gram dalam waktu dekat.

Baca Juga: Harga Emas Antam Sentuh Rekor Tertinggi, Simak Proyeksinya ke Depan

Lebih lanjut, Sutopo memperkirakan harga emas Antam akan terus menguat hingga mencapai Rp 1.370.000 per gram pada semester II-2024, dan di akhir tahun diproyeksi akan berada di level Rp 1.400.000 hingga Rp 1.450.000 per gram. Namun, perkiraan ini dapat berubah seiring fluktuasi nilai tukar.

Editor: Noverius Laoli