Harga Emas Bangkit, Ditutup Menguat ke US$ 2,689,8 Per Ons Troi di Akhir Pekan Ini



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas bangkit kembali di akhir pekan karena ketidakpastian seputar kebijakan pemerintahan Donald Trump yang akan datang meningkatkan daya tarik safe haven, bahkan ketika data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin tidak memangkas suku bunga secara agresif di tahun ini.

Jumat (10/1), harga emas spot ditutup menguat 0,84% ke US$ 2.689,76 per ons troi. Sementara, harga emas berjangka AS ditutup naik 0,9% ke level US$ 2.715,00.

Harga emas sempat merosot ke US$ 2.663,09 per ons setelah data menunjukkan AS menambah 256.000 pekerjaan bulan lalu, dibandingkan dengan estimasi ekonom yang menyebutkan kenaikan 160.000. Tingkat pengangguran berada di angka 4,1%, dibandingkan dengan perkiraan 4,2%.


Namun, harga emas batangan dengan cepat bangkit kembali dan mencapai level tertinggi sejak 12 Desember, dan cetak kenaikan mingguan lebih dari 1,9%.

"Pergerakan harga emas menunjukkan kurangnya penjual logam yang berkomitmen; keraguan yang dipelajari dengan baik dari kenaikan luar biasa tahun lalu," kata Tai Wong, pedagang logam independen.

Baca Juga: Harga Emas Spot Menuju Kenaikan Mingguan Jumat (10/1), Dipicu Ketidakpastian Trump

"Momentum dari reaksi spontan memudar dengan cepat dan pedagang jangka pendek serta program penjualan berbalik dengan cepat."

Dolar AS menguat sementara bursa saham AS anjlok setelah data pekerjaan. Pasar menunjukkan para pedagang sekarang memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga hanya 30 basis poin selama tahun ini, dibandingkan dengan pemangkasan senilai sekitar 45 basis poin sebelum data tersebut.

"Emas masih bertindak tangguh dalam menghadapi laporan pekerjaan yang jauh lebih kuat dari yang diharapkan ... Salah satu faktor yang mendukung emas adalah ketidakpastian yang kita lihat menjelang pelantikan (presiden AS)," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari, para investor merasa cemas tentang janjinya untuk mengenakan tarif pada berbagai macam impor, karena khawatir hal itu dapat memicu inflasi dan semakin membatasi kemampuan Fed untuk menurunkan suku bunga.

Sementara emas batangan dihargai sebagai perlindungan terhadap inflasi, suku bunga yang tinggi menumpulkan daya tariknya sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Selanjutnya: Peserta Perlu Paham, Ini Arti Kode Pengumuman Kelulusan Seleksi CPNS dan PPPK 2024

Menarik Dibaca: Bagus Dikonsumsi, Makanan Ini Efektif Menjaga Kestabilan Gula Darah Anda

Editor: Anna Suci Perwitasari