Harga emas batangan kian menjulang



JAKARTA. Harga emas batangan merambat naik seiring mendakinya harga emas spot. Di pasar spot, Rabu (21/1), harga emas naik 0,62% menuju level US$ 1.302,20 per ons troi.

Mengutip situs resmi logam mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) www.logammulia.com pada Rabu (21/1), harga 1 gram emas dipatok di level Rp 560.000 per gram. Harga ini naik Rp 4.000 dibanding hari sebelumnya. Sementara harga pembelian kembali (buyback) ANTAM naik Rp 5.000 dari hari sebelumnya menjadi Rp 500.000. Adapun harga 500 gram emas dihargai Rp 262.300.000. Artinya, rata-rata harga emas Rp 524.600 per gram.

Albertus Christian, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas ANTAM sudah sesuai dengan fundamentalnya. Menurutnya, harga emas ANTAM terkerek saat terjadi penguatan rupiah. Penguatan rupiah yang disumbang oleh positifnya pasar keuangan Indonesia akan mendorong para investor mengalokasikan dananya pada instrumen logam mulia sebagai lindung nilai (hedging).


Dari faktor eksternal, menurut Albertus, perkasanya emas batangan tidak terlepas dari spekulasi pelaku pasar terhadap penggelontoran stimulus oleh Bank Sentral Eropa (ECB).

“Stimulus ECB akan mendorong investor asing mencari alternatif simpanan lain. Kondisi ini menguntungkan emas,” jelas Christian.

Meski masih dalam tren penguatan, Christian melihat tenaga emas sudah mulai terbatas untuk mencetak rekor tertinggi baru. Asal tahu saja, level Rp 560.000 per gram merupakan harga tertinggi sejak Maret 2013. Saat ini, investor bisa merealisasikan keuntungannya. Namun, investor juga bisa menunggu saat harga emas rata-rata (500 gram) menginjak level Rp 545.000 per gram. Selanjutnya, investor dapat melakukan aksi beli lagi ketika harga emas rata-rata (500 gram) merosot ke level Rp 499.000 per gram.

Christian memprediksi, harga emas batangan hingga akhir kuartal I-2015 berkisar antara Rp 470.000-Rp 550.000 per gram. Adapun harga emas batangan hingga semester I-2015 terbentang di kisaran Rp 380.000-Rp 570.000 per gram. Harga tersebut dengan asumsi nilai tukar rupiah di 12.200-13.000 per dollar AS.

Harga cenderung mendekati support dengan asumsi stimulus dari ECB dan Bank Sentral Jepang (BoJ). Sementara harga mendekati resistance apabila China menggelontorkan stimulus moneter. Kondisi ini diharapkan membantu pemulihan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie