Harga emas batangan terus nendang



JAKARTA. Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus mendaki. Rabu (21/1), Harga emas Antam ukuran 1 gram dipatok di Rp 564.000, Rabu (21/1). Harga naik Rp 4.000 dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Sementara harga pembelian kembali (buyback) naik Rp 5.000 menjadi Rp 500.000. Adapun harga logam mulia ukuran 500 gram dihargai Rp 524.600 per gram. Di pasar spot pukul 17.30 WIB, harga emas naik 0,4% menuju US$ 1.302,20 per ons troi.

Albertus Christian, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, harga emas Antam sudah sesuai fundamentalnya. Dari domestik, harga terkerek alokasi dana investor dari pasar keuangan ke logam mulia sebagai sarana hedging. Dari eksternal, mencuat spekulasi penggelontoran stimulus oleh Bank Sentral Eropa (ECB). "Stimulus ECB mendorong investor asing mencari alternatif simpanan lain. Ini menguntungkan emas," jelas Christian, kemarin.


Ia melihat, tenaga emas dapat mencetak rekor tertinggi baru sudah mulai terbatas. Asal tahu saja, harga Rp 560.000 per gram merupakan harga tertinggi sejak Maret 2013.

Menurut Christian, investor bisa merealisasikan keuntungannya. Tapi ada peluang menunggu saat harga emas rata-rata (500 gram) menginjak level Rp 545.000 per gram.

Alwy Assegaf, Analis SoeGee Futures, menduga, logam mulia akan terus bersinar. "Terbangnya harga emas dunia jelas berpengaruh pada emas fisik," kata Alwy.

Ia menyarankan investor mengambil posisi buy. Ini saatnya pelaku pasar memanfaatkan momentum. Alwy menduga harga emas ANTAM akan bergulir di Rp 500.000– Rp 600.000. Christian memprediksi, harga hingga akhir kuartal I-2015 di Rp 470.000-Rp 550.000 per gram.

Lindung nilai

Komoditas emas tak sekadar instrumen investasi, tapi sekaligus sarana lindung nilai atau hedging. Albertus Christian, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures bilang, harga emas ANTAM umumnya terkerek saat terjadi penguatan rupiah, karena positifnya pasar keuangan Indonesia. Ini mendorong para investor mengalokasikan dana mereka ke logam mulia sebagai lindung nilai. Di saat ancaman inflasi meningkat, biasanya investor berbondong-bondong membeli emas.

Sebaliknya, harga emas spot sempat tertekan akibat Bank Sentral Jepang (BoJ) memangkas target inflasi menjadi 1%. Kondisi ini memudarkan pamor emas. Sebab, ketika inflasi rendah dan relatif terkendali, investor tidak perlu melakukan hedging.                                                              

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia