JAKARTA. Pamor emas kembali bersinar. Harga logam mulia tersebut menguat selama sepekan kemarin, terangkat spekulasi pengucuran
quantitave easing tahap ketiga di Amerika Serikat (AS). Nilai kontrak pengiriman emas untuk Agustus 2012, Jumat (15/6) di Divisi Comex, bursa Nymex, berakhir di US$ 1.628,10. Nilai itu naik 0,52% dari hari sebelumnya. Spekulasi bahwa Federal Reserves (The Fed) akan mengucurkan stimulus lanjutan, berhembus semakin kuat, setelah data tenaga kerja AS terbaru, buruk. "Jika ada stimulus, dollar AS akan melemah, dan emas akan naik, " tutur analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra.
Ia menambahkan, di saat krisis Eropa memuncak, para pemodal memang lebih mempercayai dollar AS. Namun sebelum episode terakhir krisis Eropa, atau sebelum April silam, emas merupakan target pemodal, karena logam berharga itu diangap sebagai aset
safe haven. Efek stimulus Analis Asia Kaptalindo Futures, Kiswoyo Adi Joe, menambahkan, kenaikan harga emas pekan lalu, mencerminkan persepsi pasar terhadap hasil pemilihan umum (pemilu) Yunani. Sejumlah bank sentral, termasuk The Fed, menyatakan, sudah menyiapkan jurus untuk mengantisipasi hasil pemilu Yunani. Jurus berupa pengucuran stimulus itu, akan diluncurkan apabila pemenang pemilu adalah partai yang pro
bailout dan menginginkan Yunani keluar dari zona euro. Pasar menebak, stimulus itu identik dengan mengguyur likuiditas ke pasar. Nah, di saat jumlah uang yang beredar meningkat, lazimnya, emas cenderung akan menguat. Kiswoyo sendiri memprediksi, kecil kemungkinan Yunani itu akan keluar dari zona euro. Alasan dia, negeri tersebut harus menanggung utang lebih besar lagi, jika keluar dari zona euro, saat ini. Iwan Cahyo, analis First State Futures menambahkan, emas, bersama dengan
the greenback, akan menjadi instrumen pilihan para investor, saat menanti hasil pemilu Yunani. Perhitungan suara diprediksi berlangsung, setidaknya, lebih dari satu hari. Pekan ini, Ariston memprediksi harga emas masih belum stabil. Ketidakpastian Eropa yang masih tinggi, bisa menjaga emas di level US$ 1.600 per troi ons. Namun, emas juga bisa terbenam hingga ke level US$ 1.580 per troi ons. Kisaran harga terakhir itu bisa dipastikan muncul apabila partai oposisi sudah pasti mendominasi kursi di palemen Yunani. “Harga emas pekan ini masih dipengaruhi oleh sentimen negatif krisis Eropa. Namun, harga emas bisa turun lebih rendah, karena ia masih dalam tahap konsolidasi," tutur Ariston.
Jika diteropong dengan analisis teknikal, tren emas belum beralih dari
bearish. Kisaran
support emas, kini, US$ 1.580-US$ 1.609 per troi ons. Sedang
resistance berkisar US$ 1.633-US$ 1.642. Kiswoyo memberi analis yang berbeda. Ia menduga, harga emas akan bergerak di rentang US$ 1.600-US$ 1.640 per troi ons. Harga itu terukur dari Stochastic, Bollinger Band serta Moving Average Convergence Divergence. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie