Harga Emas Berbalik Menguat 1,82% Jelang Akhir Pekan, Ini Sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas berbalik menguat di akhir perdagangan pekan ini setelah melemah tiga hari beruntun. Kenaikan harga emas di perdagangan kemarin mengangkat harga logam mulia secara mingguan.

Jumat (21/10), harga emas melejit 1,82% ke US$ 1.657,69 per ons troi dari posisi sebelumnya US$ 1.628,02 per ons troi. Harga emas spot menguat 0,80% dalam sepekan terakhir.

Sedangkan harga emas kontrak Desember 2022 di Commodity Exchange menguat 1,19% pada perdagangan kemarin menjadi US$ 1.656,30 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka menguat 0,45% dari posisi US$ 1.648,90 per ons troi pekan lalu.


Pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat menjadi penyulut kenaikan harga emas. Kurs dolar AS melemah di tengah laporan potensi perdebatan di antara pejabat Federal Reserve AS tentang laju kenaikan suku bunga.

Baca Juga: Pilihan Investasi Emas Batangan di Galeri Tanam Emas

The Wall Street Journal melaporkan bahwa pejabat Fed sedang menuju kenaikan suku bunga lain sebesar 75 basis points pada bulan November. Sementara sejumlah pejabat lain mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan.

"Artikel Wall Street Journal yang menyebutkan laju kenaikan suku bunga sedang dipertimbangkan The Fed menjadi perhatian utama para pelaku pasar," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities kepada Reuters.

Presiden Bank Federal Reserve San Francisco Mary Daly pada hari Jumat mengatakan bank sentral harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam resesi dengan pengetatan yang berlebihan. Dia menambahkan bahwa Fed mendekati titik di mana bank seentral harus memperlambat kenaikan suku bunga.

Harga emas sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak membayar bunga.

Baca Juga: Harga Emas Antam 24 Karat Naik (21/10), Tapi Pembeli Sebulan Lalu Masih Rugi 13%!

Lonjakan harga emas pada perdagangan kemarin makin terasa karena logam mulai Kamis (20/10) menyentuh level terendah sejak Sptember.

"Dengan emas mencapai titik terendah, orang-orang mulai membeli," kata Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors.

Indeks dolar yang sempat menembus 113 pada Jumat siang akhirnya merosot lagi ke 112,01 pada penutupan perdagangan. Pelemahan nilai tukar dolar AS membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang selain dolar.

Di sisi fisik, permintaan emas di India meningkat minggu ini. Konsumen membeli emas saat harga turun menjelang festival.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati