Harga emas berbalik menurun setelah inflasi AS stagnan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga emas global terhenti saat data inflasi Amerika Serikat (AS) berada di bawah ekspektasi pasar. 

Mengutip Bloomberg, harga emas kontrak pengiriman April 2021 di Commodity Exchange menurun 0,29% ke US$ 1.837 per ons troi per pukul 11.00. Penurunan harga tersebut menghentikan penguatan harga emas dalam empat hari sebelumnya yang sempat naik hingga 3%. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam riset mengatakan harga emas berpeluang bergerak menurun dalam jangka pendek di tengah pasar yang mempertimbangkan pesimisnya data inflasi konsumen AS. 


Tercatat inflasi inti AS di Januari tidak bertumbuh secara bulanan. Padahal, pelaku pasar sebelumnya mengekspektasikan inflasi tumbuh 0,2%.

"Pasar menghindari emas yang merupakan aset lindung terhadap kenaikan inflasi," kata Faisyal, Kamis (11/2). 

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini tetap di level Rp 945.000 per gram, Kamis (11/2)

Namun, Faisyal memproyeksikan penurunan harga emas kali ini berpeluang terbatas. Sentimen positif datang dari dolar AS yang masih melemah. 

Lihat saja, pernyataan The Fed kemarin malam masih cenderung dovish sehingga dollar AS lanjut melemah. 

Di sepanjang hari ini, Faisyal mengatakan pelaku pasar akan mencari katalis yang menggerakkan harga emas. Salah satunya, datang dari perilisan data unemployment claims AS yang akan dirilis malam nanti. Selain itu, laporan kebijakan bank Federal Reserve AS juga menjadi perhatian pelaku pasar. 

Faisyal memproyeksikan harga emas berpeluang dijual dalam jangka pendek untuk menguji level support di US$ 1.828 per ons troi. Jika menembus ke bawah dari level tersebut, maka harga emas berpeluang lanjutkan penurunan ke US$ 1.820 per ons troi. 

Namun, jika harga emas gagal menembus ke bawah level US$ 1.828 per ons troi, harga emas berpeluang untuk dibeli. Potensi kenaikan harga emas jadi menguji resistance terdekat di US$ 1.845 per ons troi. 

Selanjutnya: Tahun kerbau logam, ini prospek & rekomendasi saham ANTM, PTBA, & TINS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi