Harga Emas Bergerak Datar di Dekat Level Terendah Satu Minggu Pada Pagi Ini (19/1)



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas bergerak datar pada perdagangan hari ini. Emas stabil di dekat level terendah dalam satu minggu yang dicetak di sesi sebelumnya, karena imbal hasil US Treasury naik ke level tertinggi dalam dua tahun, di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh Federal Reserve.

Rabu (19/1) pukul 08.15 WIB, harga emas spot sedikit berubah ke US$ 1.813,04 per ons troi, setelah jatuh ke level terendah satu minggu di US$ 1.805 per ons troi pada hari Selasa (18/1).

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2022 stabil di US$ 1.813,30 per ons troi.


Imbal hasil US Treasury acuan melonjak ke level tertinggi dua tahun pada hari Selasa, karena para investor bersiap menyambut The Fed agar lebih agresif dalam mengatasi inflasi yang tidak mereda. The Fed sendiri akan mengadakan pertemuan pada 25-26 Januari mendatang.

Baca Juga: Harga Emas Spot Ditutup Melemah ke US$ 1.813,74 Per Ons Troi

Emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, tetapi juga sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan tanpa bunga.

Di sisi lain, indeks dolar AS juga membukukan kenaikan harian terbaiknya dalam empat minggu pada hari sesi sebelumnya dan naik ke level tertinggi dalam satu minggu. Ini membuat emas yang diperdagangkan dengan the greenback kurang menarik bagi pembeli luar negeri.

Inflasi zona Eropa juga diperkirakan akan lebih tinggi sepanjang 2022 dari yang diperkirakan sebulan lalu. Berdasarkan ekonom yang disurvei oleh Reuters, ini dapat menekan European Central Bank untuk memperketat kebijakan begitu gelombang pandemi Omicron berlalu.

Sedangkan, Bank of Japan menaikkan perkiraan inflasi, tetapi mengatakan tidak terburu-buru untuk mengubah kebijakan moneter ultra-longgar yang selama ini diterapkannya.

Harga minyak naik ke level tertinggi sejak 2014 karena investor khawatir tentang ketegangan politik global memperburuk prospek pasokan yang sudah ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari