Harga Emas Bergerak Tipis Menunggu Data PDB AS Kuartal Keempat 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas sedikit berubah pada hari Kamis karena para pedagang menunggu data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS). Data ekonomi ini akan menjadi petunjuk lebih lanjut tentang laju kenaikan suku bunga Federal Reserve. Sementara penguatan nilai tukar dolar AS membatasi kenaikan harga emas.

Kamis (23/2) pukul 18.43 WIB, harga emas spot stabil di US$ 1.824,87 per ons troi. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,5% menjadi US$ 1.832,70 per ons troi.

Harga emas tetap dalam fase konsolidasi. Tetapi angka produk domestik bruto (PDB) yang kuat akan memungkinkan The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama. Kondisi ini akan mengerek nilai tukar dolar AS dan selanjutnya membebani emas, kata analis independen Ross Norman.


Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Kamis 23 Februari 2023, Cek Daftarnya di Sini

Indeks dolar bertahan di dekat tertinggi dalam beberapa pekan terakhir. Tapi harga emas batangan mungkin terangkat karena berita bahwa Rusia akan menangguhkan keanggotaannya dalam perjanjian pembatasan senjata nuklir.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Selasa bahwa keputusan Rusia untuk menangguhkan partisipasi dalam perjanjian kontrol senjata nuklir bilateral START terbaru membuat dunia menjadi tempat yang lebih berbahaya. Dia mendesak Rusia untuk mempertimbangkan kembali.

Di sisi data, pelaku pasar akan memantau angka PDB AS kuartal keempat dan tahun 2022 (perkiraan sebelumnya). Data pertumbuhan ekonomi AS akan menjadi petunjuk kesehatan ekonomi di tengah pembicaraan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan data ekonomi yang solid minggu lalu yang menunjukkan peningkatan inflasi.

Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Terbatas ke Level US$1.828,17 Siang Ini

Suku bunga yang tinggi mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi. Suku bunga yang tinggi juga meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

"Emas dapat menguji support US$ 1.816 per ons, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan ke US$ 1.793," kata analis teknis Reuters Wang Tao.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati