Harga emas berjangka turun menguji US$ 1.500



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas berjangka tampaknya hendak menguji kembali support psikologis US$ 1.500 per ons troi pada hari ini. Kamis (12/9) pukul 7.33 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange turun 0,20% jika dibandingkan dengan harga kemarin pada US$ 1.503,20 per ons troi.

Harga emas berjangka telah turun menembus level psikologis pada Selasa lalu dan ditutup pada US$ 1.499,20 per ons troi. Tapi, penurunan ini hanya bertahan sehari.

Sementara harga emas spot pagi ini berada di US$ 1.491,59 per ons troi, turun 0,37% jika dibandingkan dengan harga kemarin. Harga emas spot sudah bergerak di bawah level US$ 1.500 per ons troi sejak awal pekan ini.


Baca Juga: Trump sambut baik pengecualian tarif beberapa produk AS oleh China

Harga emas menunggu potensi pemangkasan suku bunga atau stimulus lain yang dirilis oleh bank-bank sentral besar dunia. "Jika European Central Bank (ECB) mengumumkan pemangkasan atau likuiditas lebih besar, harga emas berpeluang naik dan ini yang masih menjadi sentimen positif emas," kata Chris Gaffney, president of world markets TIAA Bank kepada Reuters.

ECB akan menggelar rapat bulanan hari ini. Sedangkan Federal Reserve dan Bank of Japan akan rapat bulanan pada pekan depan. Gaffney mengatakan, meski indikator ekonomi menunjukkan kemungkinan ada pemangkasan sebesar 25 basis points, pemangkasan besar seperti 50 basis points tidak diperlukan.

 Di sisi lain, minat terhadap aset berisiko mulai meningkat sehingga kenaikan harga emas lebih terbatas. China membebaskan tarif impor atas sejumlah barang dari AS menjelang pertemuan awal Oktober. 

Baca Juga: Trump setuju menunda kenaikan tarif produk China

Ada 16 tipe produk yang termasuk dalam pembebasan tarif ini, seperti obat anti-kanker, oli, hingga bahan pakan hewan dan ikan. Ini menjadi upaya China untuk menurunkan tensi perdagangan kedua negara.

Sementara Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menunda kenaikan tarif impor China dari 1 Oktober menjadi 15 Oktober. Tarif impor ini akan naik dari 25% menjadi 30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati