Harga emas berpeluang tertekan di akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun sedang dibalut tren positif, harga emas diyakini masih berada di bawah tekanan. Rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang hendak menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Desember berpotensi kembali menguntungkan dollar AS dan menyudutkan posisi emas.

Alwi Assegaff, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka mengatakan, rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve masih menjadi pemberat utama pergerakan harga emas. Biasanya menjelang FOMC pasar sudah mengambil langkah antisipasi dengan menaikkan melakukan aksi beli terhadap dollar AS. "Ketika ada imbal hasil yang lebih menarik dari emas, investor lebih memilih meninggalkan emas," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/11).

Alwi memperkirakan, hingga pertemuan tersebut berlangsung, harga emas akan bergerak melemah pada kisaran US$ 1.245–US$ 1.250 per ons troi. Tapi setelah kenaikan suku bunga diputuskan, Alwi melihat adanya kemungkinan emas kembali rebound.


Kencenderunganya hari libur yang cukup banyak di pengujung tahun bisa mendorong aksi profit taking terhadap dollar AS dan ini akan menguntungkan emas. "Kemungkinan akhir tahun emas akan berada di kisaran US$ 1.245 – US$ 1.290 per ons troi," imbuh Alwi.

Hal berbeda diungkapkan oleh Putu Agus Pransuamitra, analis PT Monex Investindo Futures. Menurut Putu, tren besar emas hingga akhir tahun. Dalam hitung-hitungannya, harga emas bisa ditutup pada kisaran US$ 1.240–US$ 1.250 per ons troi.

Satu-satunya yang bisa menahan pelemahan emas hanya tinggal menanti kondisi geopolitik. Kalau geopolitik memanas permintaan emas sebagai aset lindung nilai baru akan meningkat. Sebaliknya kalau kondisi geopolitik mereda emas malah akan berada dibawah tekanan. "Kalau geopolitik mereda dan The Fed naikin suku bunga lagi emas akan turun lagi," timpalnya.

Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, pada Senin (13/11) pukul 18.00 WIB emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange (Comex) tercatat menguat 0,35% ke level 1.278,70 per ons troi. Harganya terus menunjukkan tren penguatan setelah dibuka pada harga US$ 1.275,30 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati