KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas diproyeksi bakal melanjutkan tren
bullish hingga akhir tahun 2024. Kombinasi sentimen konflik geopolitik, pilpres Amerika Serikat (AS), hingga stimulus ekonomi China menjadi pendukung harga logam kuning. Mengutip
Bloomberg, Senin (21/10) pukul 16.20 WIB, harga emas spot berada di US$ 2.735,43 per ons troi, menguat 0,51% ketimbang posisi akhir pekan lalu. Harga emas masih menguji rekor terbaru hingga sore ini.
Sedangkan harga emas berjangka berada di US$ 2.748,40 per ons troi. Harga emas kontrak Desember 2024 ini menguat 0,67% dari posisi akhir pekan lalu.
Sementara itu, Senin (21/10), harga emas batangan dari Antam sebesar Rp 1.514.000 per gram, dengan harga
buyback emas Antam saat ini adalah Rp 1.364.000 per gram.
Level saat ini juga merupakan yang tertinggi bagi emas Antam. Baca Juga: Sebulan Harga Emas Antam Naik 4,05%, Hari Ini Tak Berjanjak (21 Oktober 2024) Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, emas telah meningkat signifikan dalam waktu singkat hingga menyentuh level US$ 2.720 per ons troi. Sehingga, potensi berlanjutnya penguatan emas sangat terbuka yang diperkirakan bisa mencapai level US$ 2.740 per ons troi pada pekan ini. Ibrahim mencermati bahwa faktor utama yang memicu kenaikan harga emas adalah konflik geopolitik di Timur Tengah yang kian memanas. Apalagi setelah tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dan adanya teror balasan di rumah PM Israel, Benjamin Netanyahu. Harga emas melonjak turut dipengaruhi kemungkinan Donald Trump bakal terpilih dalam Pilpres AS pada bulan November mendatang. Indikasi kemenangan Trump itu telah membuat dolar AS menguat dan emas juga mengalami kenaikan. Ibrahim menjelaskan, dolar AS maupun emas menguat karena Donald Trump mungkin bakal melakukan perang dagang dengan China. Langkah Trump dipandang bakal meningkatkan inflasi yang pada akhirnya akan meningkatkan kebutuhan emas.
Baca Juga: Tren Bullish Berlanjut, Harga Emas Berpotensi Mencapai Level US$ 2.750 Per Ons Troi Di sisi lain, jika Donald Trump terpilih sebagai presiden, maka akan melakukan intervensi terhadap kebijakan Bank Sentral Amerika (Federal Reserve). Intervensi ini kemungkinan akan menjadi bumerang karena selama ini tidak ada pemerintah yang melakukan intervensi terhadap bank sentral. "Perselisihan antara bank sentral AS dengan pemerintah di bawah Donald Trump, kemungkinan membawa harga emas dunia kembali mengalami penguatan," ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Minggu (20/10). Selain itu, Ibrahim melihat, faktor penguatan harga emas yakni perlambatan ekonomi China. Belum pulihnya kondisi ekonomi Tiongkok yang tercermin dari data pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2024, mengindikasikan bahwa masih ada peluang stimulus ekonomi yang lebih besar.
Baca Juga: Kalkulasi Untung atau Rugi, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (21 Oktober 2024) Stimulus ekonomi yang ditebar oleh pemerintah China untuk mengerek perekonomian berpotensi meningkatkan permintaan dan harga emas. Hal itu mengingat Tiongkok merupakan konsumen terbesar di dunia. Menurut Ibrahim, sentimen geopolitik, pilpres AS, hingga stimulus ekonomi China akan menjadi pendorong harga emas hingga akhir tahun 2024. Harga emas internasional diperkirakan bisa mencapai US$2.800 per ons troi, dengan proyeksi emas Antam bisa mencapai Rp 1,6 juta per gram dan rupiah di level Rp 14.700 per dolar AS.
Selain itu, faktor tren suku bunga rendah juga berpotensi mendukung kenaikan harga emas. Bank sentral AS The Fed menargetkan pemangkasan 100 bps suku bunga di tahun 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati