Harga Emas Berpotensi Koreksi, Kesempatan untuk Masuk?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga emas dinilai sedang dalam fase menarik. Peluang untuk masuk di harga lebih rendah dan potensi penguatan lebih lanjut menjadi pemikatnya.

Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha mengatakan, harga emas bergerak pulih dan diperdagangkan di level US$ 2.660 per ons troi pada Jumat pekan lalu (27/9). Hal itu usai rilis data PCE Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari ekspektasi.

"Tren disinflasi mengindikasikan The Fed akan terus menurunkan suku bunga dengan laju yang stabil, yang merupakan hal positif bagi emas sebagai aset yang tidak membayar bunga," tulis Andy dalam riset, Senin (30/9).


Andy melihat, secara teknikal pergerakan harga emas berada dalam fase yang menarik. Berdasarkan indikator teknis Moving Average, tren bullish emas yang terjadi belakangan ini mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 3.000 Menjadi Rp 1.464.000 Per Gram Pada Hari Ini (30/9)

Potensi penurunan dengan target harga menuju US$ 2.624 per ons troi jika tren melemah terus berlanjut. Di sisi lain, jika emas tidak menembus level support tersebut, rebound harga bisa terjadi dengan potensi kenaikan hingga US$ 2.670 sebagai target terdekat.

Berdasarkan data Trading Economics, harga emas berada di US$ 2.654 per ons troi pada Senin (30/9) pukul 10.26 WIB. Dalam 24 jam terakhir terkoreksi turun 0,15% dan dalam sepekan masih naik 1,05%.

Adapun sentimen yang akan mempengaruhi gerak harga emas dari rilis data Indeks Manajer Pembelian (IMP) China. Ekspektasi pasar, IMP Manufaktur China akan naik ke 49,5 di bulan September dari 49,1, sementara IMP Jasa diprediksi naik tipis ke 50,4 dari 50,3.

"Jika data ini lebih lemah dari perkiraan, hal ini bisa memberikan tekanan tambahan pada emas, mengingat China merupakan salah satu importir terbesar emas dunia," sebut Andy.

Selain itu, rencana stimulus 1 triliun CNY yang diumumkan pekan lalu juga telah memperkuat sentimen pasar. Namun Andy menilai pengaruhnya mulai terbatas seiring dengan perubahan kebijakan moneter global yang tidak terlalu dovish.

Baca Juga: Detail Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Senin 30 September 2024 Naik Tipis

Beberapa bank sentral, seperti Swiss National Bank (SNB) dan Bank of Mexico (Banxico), hanya menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Sementara Bank Sentral Sri Lanka bahkan mempertahankan suku bunganya tetap stabil.

Sementara itu, jajak pendapat Reuters mengindikasikan bahwa Reserve Bank of India (RBI) kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebesar 50bps dalam enam bulan mendatang. "Namun, fokus pasar saat ini tertuju pada data IMP China," kata Andy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat