Harga emas bersinar di dekat level tertinggi 4 bulan Rabu (19/5) pagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik tipis pada Rabu (19/5) pagi, melayang di dekat level tertinggi empat bulan karena lemahnya dolar. Sementara investor menunggu notulensi dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve di tengah kekhawatiran inflasi terus berlanjut.

Melansir Reuters pukul 08.02 WIB, harga emas spot naik 0,1% menjadi US$ 1.870 per ons troi pada pukul 0044 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 29 Januari di US$ 1.874,80 pada sesi sebelumnya. Sedangkan, harga emas berjangka AS naik 0,1% menjadi US$ 1.869,60 per ons troi.

Indeks dolar bertahan mendekati level terendah tiga bulan terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.


Pelaku pasar menunggu rilis notulensi dari pertemuan kebijakan 27-28 April Fed AS pada 1800 GMT untuk kejelasan lebih lanjut tentang pemulihan ekonomi dan pandangan The Fed tentang inflasi.

Baca Juga: Harga emas mendekati level tertinggi 4 bulan, Selasa (18/5)

Data pada hari Selasa menunjukkan pembangunan rumah AS turun lebih dari yang diharapkan pada bulan April, kemungkinan ditarik turun oleh melonjaknya harga kayu dan bahan lainnya.

Kekhawatiran atas kenaikan inflasi meningkat karena harga konsumen AS naik 4,2% di bulan April dari tahun sebelumnya, kenaikan tercepat dalam lebih dari satu dekade.

Bank sentral AS telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah sampai ekonomi mencapai lapangan kerja penuh dan petinggi Fed telah berulang kali menyatakan bahwa mereka mengharapkan kenaikan inflasi hanya berumur pendek.

Kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, mendesak gencatan senjata ketika Israel membombardir Gaza dengan serangan udara dan militan Palestina melanjutkan tembakan roket lintas perbatasan pada hari Selasa.

Di tempat lain, harga paladium naik 0,2% menjadi US$ 2.907,09 per ons troi, perak turun 0,2% menjadi US$ 28,15, dan platinum naik 0,2% menjadi US$ 1.220,50.

Selanjutnya: Bursa Asia tergelincir Rabu pagi, Nikkei 225 Jepang jatuh hampir 2%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto