Harga Emas Bisa Melaju ke US$ 2.000 Setelah Menarik Napas Sesaat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun tipis di awal pekan yang cenderung sepi perdagangan di pasar Asia. Senin (23/1) pukul 13.23 WIB, harga emas spot turun 0,14% ke US$ 1.923,42 per ons troi dari posisi akhir pekan lalu. 

Harga emas turun dalam dua hari perdagangan terakhir setelah menyentuh level tertinggi sejak April 2022. 

Sedangkan ahrga emas kontrak April 2023 di Commodity Exchange siang ini melemah 0,12% ke US$ 1.942,50 per ons troi. Harga emas berjangka turun dari level tertinggi sejak Mei 2022.


Harga emas melemah dalam dua hari terakhir meski nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) turun dalam empat hari perdagangan sejak Rabu pekan lalu. 

Indeks dolar siang ini berada di 101,80. Indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ini mengakumulasi pelemahan 0,57% dalam empat hari perdagangan.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 23 Januari 2023, Cek Daftarnya di Sini

Prospek kenaikan suku bunga yang lebih lambat oleh Federal Reserve AS menyebabkan emas lebih menarik ketimbang saat kenaikan suku bunga agresif.. 

"Emas terus naik dengan baik dan narasi saat ini bahwa The Fed harus mengurangi atau menghentikan kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan memberikan dukungan," kata Clifford Bennett, kepala ekonom ACY Securities kepada Reuters.

Para pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga hanya 25 basis points (bps) pada rapat FOMC yang akan berlangsung 31 Januari-Februari. Tapi beberapa pejabat Fed telah mengisyaratkan bahwa perjuangan mereka melawan inflasi masih jauh dari selesai. The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 bps bulan lalu setelah memberikan empat kenaikan 75-bps berturut-turut.

Investor cenderung memilih emas ketika ekspektasi kenaikan suku bunga surut. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas yang tidak menawarkan imbal hasil.

Baca Juga: Harga Emas Naik di Tengah Harapan Kebijakan yang Lebih Dovish oleh The Fed

"Harga emas dapat diperdagangkan di sekitar level saat ini dalam jangka pendek, tetapi akan meningkat di atas US$ 2.000 tahun ini," kata Bennett.

Sementara itu, jajak pendapat Reuters menunjukkan bank sentral Eropa ECB akan lebih agresif dari yang diperkirakan sebelumnya dalam kampanye pengetatan. ECB diperkirakan mengerek suku bunga 50 bps pada 2 Februari karena terus berjuang melawan inflasi yang merajalela.

Pelaku pasar juga memantau berita meningkatnya kematian akibat Covid di China yang merupakan konsumen emas teratas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati