Harga Emas Capai Rekor, Ketidakpastian Politik Global Memicu Permintaan Safe-Haven



KONTAN.CO.ID - Harga emas naik ke rekor tertinggi pada Rabu (30/10) karena ketidakpastian terkait pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) meningkatkan permintaan safe-haven.

Sementara para pedagang menunggu data ekonomi untuk petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan The Fed.

Harga emas spot naik 0,5% menjadi US$2.788,87 per ons troi pada pukul 9:55 ET (1355 GMT), setelah sempat menyentuh rekor tertinggi di US$2.789,73 sebelumnya. Kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,7% di US$2.800,8.


Baca Juga: Harga Emas Terus Naik Menggapai Rekor Tertinggi

“Kita menghadapi pemilu, iklim politik yang sangat tidak pasti, The Fed menurunkan suku bunga, serta adanya isu Rusia dan Ukraina,” ujar Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures.

“Ada begitu banyak faktor yang mendorong harga emas naik, dan semua berita negatif di luar sana adalah yang dicari emas untuk terus naik. Langkah berikutnya kemungkinan adalah US$2.850,” tambahnya.

Pemilihan Presiden AS mencapai puncaknya pada 5 November, dengan persaingan ketat antara mantan Presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dan Wakil Presiden Demokrat, Kamala Harris.

Baca Juga: Bitcoin Berpeluang Cetak Rekor Baru di Level US$ 75.000 Jelang Pemilu AS dan FOMC

Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama ketidakstabilan geopolitik, telah melonjak 35% tahun ini dan menuju performa tahunan terbaiknya sejak 1979. Suku bunga yang rendah turut mendukung reli harga ini.

Dominik Sperzel, kepala perdagangan di Heraeus Metals Jerman, mengatakan emas bisa mencapai US$3.000 pada 2025 di tengah kekhawatiran pasar negara berkembang, aliran masuk dana ke ETF emas, dan penyesuaian pasar pasca pemilu.

Sementara itu, data menunjukkan pertumbuhan pekerjaan sektor swasta AS meningkat sebanyak 233.000 pada bulan Oktober, lebih tinggi dari perkiraan, meskipun ada kekhawatiran gangguan sementara akibat badai dan pemogokan.

Produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh pada tingkat tahunan 2,8%.

Pembuat kebijakan The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin minggu depan.

Baca Juga: Perekonomian AS Mencatat Pertumbuhan Positif Menjelang Pemilu Presiden

Pasar juga terfokus pada data Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS dan data tenaga kerja yang akan dirilis Kamis dan Jumat.

Harga paladium turun 5,8% menjadi US$1.151,75 per ons troi, setelah mencapai level tertinggi dalam 10 bulan pada Selasa.

Menurut seorang pedagang, terdapat spekulasi bahwa tidak akan ada sanksi pada paladium Rusia jika Trump memenangkan pemilu minggu depan, sehingga menciptakan ruang bagi pasar untuk lebih memperhatikan sinyal bahwa situasi mulai mereda untuk Sibanye Stillwater.

Sementara itu, harga perak spot turun 1,7% menjadi US$33,87 per ons troi, dan platinum merosot 2,8% menjadi US$1.014,10 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto