Harga emas cenderung melemah



JAKARTA. Harga emas masih belum menunjukkan pergerakan yang meyakinkan. Rebound harga emas setelah kejatuhan harga, 15 April 2013 lalu, tidak berlanjut dan malah menurunkan tingkat pembelian fisik emas. Akibatnya, harga emas kembali tertekan.

Harga emas untuk pengiriman Juni 2013 di Commodity Exchange, Selasa (7/5) pukul 16.44 WIB, melemah 0,46% menjadi US$ 1.461,20 per ons troi, dibanding harga hari sebelumnya.

Volume permintaan emas fisik di beberapa pasar besar dunia dalam beberapa hari ini turun tajam. Bloomberg mencatat, volume kontrak acuan emas turun menjadi 15.995 kilogram di Gold Exchange Shanghai, China. Volume tersebut merupakan yang terendah sejak 12 April, saat emas memasuki masa bearish.


Turunnya permintaan emas juga terjadi di India. Berdasarkan perkiraan yang dibuat oleh Dewan Penasihat Ekonomi Perdana Menteri India (PMEAC), nilai impor emas India tahun ini hanya akan mencapai US$ 45 miliar, atau turun 20% dari impor tahun lalu sebesar US$ 56 miliar.

Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, selain mendapatkan tekanan dari penurunan permintaan emas fisik, harga emas juga tertekan oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS). Tingkat pengangguran AS yang menurun turut menghambat kenaikan harga emas. "Keluarnya data ketenagakerjaan tersebut sebenarnya momentum kenaikan harga emas, tapi karena tidak mampu menembus US$ 1.485 per ons troi, emas tertekan kembali," kata Ariston.

Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures menambahkan, emas juga tertekan keraguan pasar terhadap pulihnya pesona si kuning kemilau. Kondisi ini, antara lain bisa dilihat dari tekanan harga emas yang terjadi di tengah gelontoran stimulus beberapa bank sentral di dunia, termasuk AS.

Tekanan lain, juga disebabkan oleh turunnya exchange traded fund (ETF) berbasis emas di SPDR Gold Trust sampai dengan 0,3% atau yang terendah sejak Agustus 2009 lalu. "Itu indikator, ketika cadangan turun permintaan emas akan turun sehingga pengaruhnya ke harga akan turun juga," kata Nizar.

Nizar memperkirakan, harga emas akan cenderung konsolidasi dalam beberapa waktu ke depan. Tidak adanya sentimen pendorong yang kuat dan positif akan menyebabkan konsolidasi emas cenderung bergerak turun alias melemah.

Ariston mengatakan, secara teknikal, harga emas sepekan ke depan akan cenderung tertekan. Ia memprediksi, harga emas akan cenderung melemah di kisaran US$ 1.440-US$ 1.485 per ons troi hingga pekan depan.

Sementara itu, Nizar memperkirakan, sepekan ke depan harga emas akan bergerak di kisaran US$ 1.400 - US$ 1.500 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati