KONTAN.CO.ID - Harga emas turun pada Senin (30/9), setelah reli bersejarah yang didorong oleh pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan ketegangan di Timur Tengah, yang menempatkan logam mulia tersebut menuju kuartal terbaiknya sejak 2020. Melansir
Reuters, harga emas spot turun 0,9% menjadi US$2.634,75 per ons troi pada pukul 14:08 ET (1808 GMT). Kontrak berjangka emas AS ditutup 0,3% lebih rendah pada US$2.659,40 per ons troi.
Baca Juga: Emas dan Obligasi Bisa Jadi Pilihan Investasi untuk Kuartal IV, Simak Penjelasannya Harga emas telah naik lebih dari 13% sepanjang kuartal ini, yang menjadikannya kuartal terbaik sejak awal 2020. Pada hari Kamis, emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di $2.685,42 per ons troi, didorong oleh pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh The Fed dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. "Ada kemungkinan rotasi dari logam mulia ke saham, tetapi saya tidak berpikir ini akan berlangsung lama ... tren emas jelas mengarah ke atas," kata Peter A. Grant, Vice President and Senior Metals Strategist di Zaner Metals.
Baca Juga: Harga Emas Bertahan di Bawah Rekor Tertinggi, Mencatat Kuartal Terbaik Sejak 2016 Para analis mengatakan reli emas tertahan oleh aksi ambil untung dan lonjakan saham Tiongkok. Ketika selera risiko meningkat, investor cenderung menghindari emas yang dianggap sebagai aset aman. Namun, kenaikan emas belakangan ini justru terjadi bersamaan dengan naiknya harga saham, terutama setelah pemotongan besar suku bunga oleh The Fed, karena suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan hasil bunga. Ketua The Fed Jerome Powell pada Senin memprediksi penurunan inflasi yang berkelanjutan di AS, yang dapat mengarah pada penurunan suku bunga bank sentral. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dalam jangka waktu tertentu. "Kami memperkirakan adanya konsolidasi lebih lanjut untuk emas dalam jangka pendek," kata Suki Cooper, analis di Standard Chartered. "Saat ini, pendorong utama tampaknya seputar faktor makroekonomi dan kebijakan moneter. Jadi, kejutan dalam hal laju pemotongan suku bunga bisa menjadi pemicu utama."
Baca Juga: Harga Emas Berpotensi Koreksi, Kesempatan untuk Masuk? Jika harga emas turun, terutama bersamaan dengan menguatnya yuan, permintaan fisik dari China dapat pulih pada kuartal keempat, kata analis dari Heraeus dalam sebuah catatan.
Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga emas menjadi US$2.900 per ons troi dari sebelumnya US$2.700 per ons untuk awal 2025. Harga perak turun 1,7% menjadi US$31,08 per ons troi, tetapi diperkirakan akan mengalami kenaikan 6,7% selama kuartal ini. Platinum turun 2,2% menjadi US$977,90 per ons troi dan paladium turun 1,5% menjadi US$996,00 per ons, meskipun diprediksi akan mengalami kenaikan kuartalan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto